Tuesday, February 9, 2010

Ikhwanul Muslimin Di Bawah Naungan Panji Al-Qur’an


Kepada para pemuda…. Yang merinduk lahirnya kejayaan …

Kepada umat yang tengah…. Kebingungan di persimpangna jalan…

Kepada para pewaris peradaban yang kaya raya…. Yang telah menggoreskan catatan membanggakan

Di lembar sejarah umat manusia… Kepada setiap muslim….

Yang yakin akan masa depan dirinya…. Sebagai pemimpin dunia dan peraih kebahagiaan

Di kampung akhirat… Kepada mereka semua kami persembahkan risalah ini….

RISALAH IMAM SYAHID HASAN AL-BANNA

Adalah sebuah risalah masa lalu yang penuh kobaran semangat jihad, untuk generasi hari ini yang tengah bergejolak dan dilanda kegelisahan…

Sebuah bekal hari ini yang sarat tuntutan, Untuk masa depan yang penuh cahaya…

Wahai para pemuda…

Wahai mereka yang memiliki cita-cita luhur….

Untuk membangun kehidupan…

Wahai kalian yang rindu akan kemenangan agama Allah….

Wahai semua yang turun ke medan…

Demi mempersembahkan nyawa di hadapan Tuhannya….

Disinilah petunjuk itu, di sinilah bimbingan…

Di sinilah hikmah itu, disinilah kebenaran…

Di sini kalian dapati keharuman pengorbanan dan kenikmatan jihad…

Bersegeralah bergabung dengan pareda bisu…

Untuk bekerja di bawah panji penghulu para nabi…

Untuk menyatu dengan pasukan Ikhwanul Muslimin…

“Sehingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi dan agama seluruhnya milik Allah.”

Ikhwanul Muslimin

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, keluarga, dan para sahabatnya.

Kami ucapkan salam Islam, salam dari sisi Allah yang penuh berkah dan kebaikan,

“Assalaamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.”

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Wahai umat manusia seluruhnya….

Suara jeritan ini; yang berkumandang dari relung tragedi kemanusiaan yang getir dan memilukan; yang lahir dari rahim kegelapan zaman ini, di arus kehidupan yang memancar dari teriakan prihatin seluruh alam; yang dibawa oleh gelombang lembut menyelusup ke berbagai penjuru kehidupan; yang dapat mematikan secara mengejutkan segala impian, janji-janji, dan fenomena yang menipu serta penuh kepalsuan; Mendorong kita untuk terjun dengan dakwah ini…

Dakwah yang tenang, namun lebih gemuruh dari tiupan angin topan yang menderu…

Dakwah yang rendah hati, namun lebih perkasa dari keangkuhan gunung yang menjulang…

Dakwah yang terbatas, namun jangkauannya lebih luas dari belahan bumi seluruhnya…

Ia sepi dari prilaku yang menipu, dan gemerlap yang penuh dusta. Sebaliknya, ia dikemas oleh keagungan hakikat, keindahan wahyu, dan pemeliharaan Allah.

Ia bersih dari berbagai kerakusan nafsu dan kepentuingan pribadi. Oleh karenanya, ia mampu melahirkan putra-putra generasi yang percaya padanya dan tulus bekerja untuknya; yang memandu tertegaknya bangunan di bawah naungan dakwah yang pertama…

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Wahai manusia seluruhnya…

Dangarlah suaranya yang bergemuruh, yang disambut oleh seruan para da’i setelahnya sebagaimana teriakan dakwah sebelumnya;

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ . قُمْ فَأَنْذِرْ . وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ

“Wahai yang berselimut, bangun dan berilah peringatran. Dan Tuhanmu maka agungkanlah.”

Bersamaan dengan itu berkumandang pula firman-Nya:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr: 94)

Dan wahyu senantiasa menyeru seluruh umat manusia dengan seruan:

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Katakanlah, ‘Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; Tidak ada Tuhan selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, ‘maka berimanlah kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk,” (Al-A’raf: 158)

Di mana posisi kita berhadapan pesan-pesan Islam ini?

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Wahai manusia seluruhnya…

Sesungguhnya Allah swt. telah membangkitkan untukmu seorang pemimpin, telah menggariskan bagimu aturan, telah menjelaskan kepadamu hukum-hukum, menurunkan untukmu sebuah Kitab, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, membimbingmu menuju kebaikan dan kebahagiaan, serta menunjukimu ke jalan yang lurus. Adakah kamu telah mengikuti pemimpin itu, kamu hormati aturannya, kamu praktekkan hukum-hukumnya, dan kamu sakralkan Kitab yang dibawanya? Sudahkah kamu halalkan yang ia halalkan dan kamu haramkan yang ia haramkan?

Berterus teranglah menjawab pertanyaan tersebut, niscaya akan kamu jumpai hakekat yang jelas dihadapanmu.

Seluruh aturan yang engkau jadikan pijakan dalam setiap urusan hidupmu adalah aturan buatan manusia belaka; yang tidak ada hubungannya dengan Islam; tidak digali dari sumber nilai Islam dan tidak pula disandarkan kepadanya.

Undang-undang yang mengatur urusan dalam negerimu, peraturan yang mengatur hubungan negaramu dengan negara lain (baik bilateral maupun multilateral), undang-undang peradilan, undang-undang pertahanan keamanan dan militer, sistem ekonomi (baik menyangkut ekonomi negera maupun personal), sistem pendidikan, bahkan undang-undang perkawinan dan kerumahtanggaan serta sistem perilaku personal, juga mentalitas umum para pejabat dan rakyat serta berbagai fenomena kehidupan yang dilahirkannya, semua itu adalah sistem dan undang-undang yang jauh dari nilai-nilai Islam.

Apa Lagi yang Masih Tersisa

Lihatlah masjid-masjid itu, yang megah dan indah, dia dipenuhi oleh orang-orang lemah dan renta, yang menunaikan rakaat shalatnya tanpa muatan ruh dan khusyuan, kecuali sedikit dari padanya yang mendapat hidayah Allah.

Sedangkan hari-hari puasa mereka setiap tahun tidak lebih dari sekedar saat-saat bermalasan dan berhari libur, serta saat untuk memanjakan makan dan minum di malam harinya. Sedikit sekali dari mereka yang memperoleh pembaharuan ruh iman dan penyucian hati dengan puasanya.

إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, dan amat sedikitlah mereka itu…” (Shaad: 24)

Lalu berbagai penampilan yang menipu seperti pakaian, kopyah, tasbih dengan berbagai asesorisnya, jenggot yang menjuntai panjang, sorban yang membalut sekujur badan, kata-kata agamis yang diucapkan…. Apakah hanya sebatas itu hakekat Islam yang diinginkan Allah. Hanya sebatas itukah Islam yang diturunkan sebagai rahmat yang agung dan anugrah yang besar bagi seluruh alam?

Apakah seperti ini hidayah yang dibawa oleh Muhammad saw., yang dengannya hendak dikeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya?

Itukah hakekat syari’at Al-Qur’an yang akan mengobati penyakit umat manusia dan menyelesaikan persoalan mereka, yang telah meletakkan sistem nilai -yang cermat dengan akarnya yang kokoh- untuk melakukan perbaikan?

Gelombang Taklid Kepada Barat

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Wahai umat manusia seluruhnya…

Kita harus memahami bahwa sebuah gelombang peradaban yang siap menghempaskan dan arus pemikiran yang siap melemparkan telah mengharu-biru akal pikiran manusia, yang membuatnya lalai dan terperdaya, hingga jatuh tersunggkur dalam kubangan kenikmatan semu.

Berbagai faham dan aliran bangkit dengan seruannya, beragam filsafat pemikiran dan sisitem dimunculkan, berbagai bangunan peradaban ditegakkan, semua ini bersatu dalam rangka menghadapi arus Islam yang telah mengaliri jiwa putra-putranya.

Mereka bersatu untuk memperdayakan umat di tempat tingalnya sendiri, mengepung mereka dari segala penjuru, merasuki negeri dan rumah-rumah mereka, bahkan menguasai hati, nalar, dan perasaan mereka. Mereka menyiapkan segala daya dan upaya yang dapat memperdaya umat dengan kekuatan dan kekuasaannya, dengan suatu upaya yang belun pernah dilakukan sebelumnya.

Ia hancur luluhkan umat Islam hingga akar-akarnya, dan ia pencundangi berbagai negeri yang dahulu pernah cemerlang di bawah panji Daulah Islam. Dan ini semua memberi pengaruh yang amat nyata, sehingga lahirlah generasi yang gersang dan papa, yang lebih akrab dengan nilai-nilai di luar Islam daripada dengan miliknya sendiri.

Mereka lalu menempati posisi-posisi penting sebagai pengendali urusan umat, mereka menduduki posisi terhormat dalam urusan pemikiran dan politik, maupun moral dan agama. Bahkan banyak diantaranya yang menduduki lembaga eksekutif. Lalu mereka mendorong umat untuk bekerja memenuhi apa yang menjadi ambisi dan obsesinya, padahal dirinya tidak tahu persis apa yang dimauinya dan apa pula yang menjadi orientasi hidupnya.

Akhirnya, berkumandanglah suara propagandis yang menyeru kepada pemikiran toghut; jika kalian melepaskan sisi-sisa semangat Islam kalian, kalian terima dengan lapang dada tawaran untuk merengkuh nikmat hidup ini dengan segala harga, pola pikir dan Iafenomenanya, kalian lemparkan jauh-jauh pola pikir kuno yang ada di kepala dan benak kalian dengan tulus hati, tidak munafik dan menipu, maka hakikatnya kalian telah berprilaku sebagaimana orang-orang barat namun mulut kalian tetap bersuara sebagaimana orang-orang muslim.

Sesungguhnyalah kita mengetahui bahwa kita telah jauh dari hidayah dan akar Islam.

Sebenarnya Islam tidak menolak untuk memetik kemanfaatan dan hikmah dari mana pun datangnya, namun ia menolak tegas jika harus menyerupakan segala sesuatunya dengan hal yang di luar Islam, atau melemparkan aqidah, kaidah-kaidah hukum, serta pemikiran Islam, untuk kemudian membeo di belakang masyarakat yang telah terperdaya oleh dunia dan terperangkap oleh tipu daya syetan.

Sungguh , ilmu pengetahuan telah maju, keterampilan telah canggih, pemikiran telah berkembang, harta berceceran dan dunia gemerlapan dan umat manusia pun tenggelam dalam lautan kenikmatan.

Namun demikian, apakah ini semua mendatangkan kebahagian hakiki bagi mereka?

Apakah itu semua menciptakan rasa aman pada hidup mereka?

Atau, apakah itu semua membawa jiwa mereka menuju ketenangan dan kedamaian yang sejati?

Apakah setiap orang telah menikmati saat tidurnya?

Apakah air mata derita manusia benar-banar tiada lagi menetes?

Apakah kejahatan telah diperangi sehingga masyarakat telah aman daripadanya?

Apakah berjuta fakir miskin telah benar-benar dapat mencukupi kebutuhan perutnya yang dililit rasa lapar?

Apakah berbagai tempat hiburan dan kesenangan yang telah memenuhi setiap tempat benar-benar telah menghibur mereka yang didera derita hidup terus-menerus?

Apakah masyarkat telah benar-benar mencicipi hidangan ketenangan dan kedamaian, dan telah aman dari perilaku orang-orang aniaya?

Wahai manusia, sedikitpun tidak mereka dapatkan semua itu.

Jika demikian, lalu apa keistimewaan peradaban ini dibanding dengan peradaban yang lain?

Dan bukan itu saja.

Tidakkah kita melihat bahwa sistem hukum, sistem pendidikan, dan akar filsafat mereka, bahkan paradigma ilmu pengetahuan yang mereka bangun serta angka-angka yang mereka ciptakan terdapat sesuatu yang paradoks antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Dan tidakkah kita mengamati bahwa berbagai eksperimen yang telah meminta korban yang besar dan waktu yang panjang berujung pada kegagalan yang pahit, keputusasaan dan penderitaan?

URGENSI KEBERADAAN KITA

Lantas apa urgensi keberadaan kita wahai Ikhwanul Muslimin?

Secara umum dapat kita katakan bahwa kita berhadapan dengan gelombang materialisme, yang berupa kebangkitan sektor materi dan peradaban kelezatan serta syahwat, yang mana ia telah memerosotkan moral bangsa-bangsa Islam, menjauhkan mereka dari kepemimpinan Nabi saw. Dan hidayah Qur’an, menghalangi dunia dari bimbingannya, menarik mundur peradabannya ke masa ratusan tahun silam sehingga kita terbelenggu di negeri sendiri dan membiarkan masyarakat bergulat dengan derita.

Kita tidak boleh tinggal diam di hadapan ini semua, namun harus hadapi mereka ditempatnya dan siap bertempur di bumi mana ia bercokol, hingga dunia seluruhnya menyuarakan dakwah atas nama Nabi saw. Dan menanamkan keyakinan kepada semua bangsa terhadap nilai-nilai Islam.

Dengan demikian, terkembanglah payung Islam mengayomi seluruh bumi. Ketika itulah impian setiap muslim terwujud. Tidak ada lagi fitnah dan agama seluruhnya hanya milik Allah.

وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ . فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ . بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

“Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari kemenangan itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.” (A-Ruum: 30)

Itulah urgensi keberadaan kita scara umum.

Adapun dalam tatanan praktis kita ingin menegakkan nilai-nilai Islam di negeri Mesir terlebih dahulu, karena ia berada di barisan depan diantara berbagai bangsa Islam dan masyarakatnya. Setelah itu baru ditegakkan di negara-negara lainnya.

Menegakkan sistem perundangan dalam negeri, sebagai perwujudan firman Allah:

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hartilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang diturunkan Allah kepadamu…” (Al-Maidah: 49)

Menegakkan sistem perundangan yang mengatur hubungan negara dengan berbagai bangsa di dunia, untuk mewujudkan firman Allah:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…” (Al-Baqarah: 143)

Menegakkan hukum peradilan yang berpijak pada ayat Al-Qur’an:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kami hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisa: 65)

Menegakkan sistem perundangan pertahanan dan keamanan serta militer, untuk merealisasi anjuran sikap siaga menghadapi perintah yang tertuang dalam Qur’an:

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah” (At-Taubah: 41)

Menegakkan sistem ekonomi yang mandiri untuk mengatur kekayaan alam harta benda, baik bagi negara maupun pribadi warganya. Hal ini berpijak pada firman Allah:

وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang tidak sempurna akalnya harta yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.” (An-Nisa:5 )

Menegakkan sistem pendidikan dan pengajaran dalam rangka memberantas kebodohan, sesuai dengan pesan Ilahi dalam Qur’an:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

“Bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu yang menciptakan.” (Al-Alaq: 1)

Menegakkan undang-undang keluarga dan kerumahtanggaan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi pendidikan anak di rumah, baik putra maupun putri. Hal ini sebagia realisasi firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (At-Tahrim: 6)

Menegakkan sistem perundangan yang mengatur perilaku individu untuk mewujudkan keberhasilan hidup yang dicita-citakan, sesuai dengan isyarat Qur’an:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

“Telah beruntung orang yang mensucikan dirinya.” (Asy-Syams)

Menegakkan iklim positif secara umum untuk melindungi setiap pribadi masyarakat, baik pejabat maupun rakyat, dengan berpijak pada firman-Nya:

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kehidupan duniawi, dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini..” (Al-Qashash: 77)

Dengan tegaknya itu semua, kita menginginkan terwujudnya:

Pribadi muslim..

Rumah tangga muslim..

Masyarakat muslim..

Pemerintah muslim..

Dan suatu negara yang mengayomi negri-negeri Islam, menghimpun berbagai keanekaragaman kaum muslimin, menyiapkan kejayaan masa depan mereka, mengembalikan buminya yang hilang dan berjuang mendapatkan kembali tanah air mereka yang terampas. Lalu ia panggul panji jihad dan bendera dakwah ilallah hingga dunia seluruhnya damai di bawah naungan Islam.

BEKAL KAMI

Wahai sekalian manusia….

Inilah tujuan kami, dan Inilah manhaj kami.

Lantas apa bekal kami untuk mewujudkan manhaj ini?

Bekal kami adalah bekal yang juga dimiliki para pendahulu kami. Dia adalah senjata yang pernah dipakai untuk memerangi dunia oleh pemimpin dan teladan kami; Muhammad Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Dengan kelangkaan bilangan dan sedikitnya bekal namun ditopang oleh kesungguhan yang agung. Itu pula senjata yang akan kami pergunakan untuk memerangi dunia ini kembali.

Mereka telah beriman dengan sedalam-dalamnya, sekuat-kuatnya, sesuci-sucinya dan seabadi-abadinya iman;

- Iman kepada Allah, pertolongan, dan dukungan-Nya.

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ

“Jika Allah menolong kamu , maka tidak ada orang yang dapat mengalahkan kamu…” (Ali Imran: 160)

- Iman kepada panglimanya, beserta ketulusan hati, dan kepemimpinannya,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu…” (Al-Ahzab: 21)

- Iman kepada sistem dengan keistimewaan dan keunggulannya,

يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhan-Nya ke jalan keselamatan…” (Al-Maidah: 16)

- Iman kepada persaudaraan dengan hak dan kewajiban serta kesuciannya,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara…” (Al-Hujurat: 10)

- Iman kepada balasan akhirat dengan keagungan dan kelipatannya,

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

“…Yang demikian itu adalah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan, dan kelaparan di jalan Allah, dan tidak pula menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shaleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (At-Taubah: 120)

- Iman kepada keberadaan diri mereka sendiri, yakni sebagai jamaah yang dipilih oleh takdir untuk berperan menyelamatkan alam semesta ini, yang telah mendapatkan keutamaan dengan peranannya ini dan jadilah mereka sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia seluruhnya.

Mereka telah mendengar penggilan iman, lalu mereka pun beriman. Kita berharap bahwa Allah swt. berkenan menanamkan rasa cinta kepada iman ini dan menjadikannya sebagai hiasan di hati, sebagaimana ia telah menganugrahkan hal yang sama kepada para pendahulu kita.

Iman Adalah Bekal Utama Kami

Mereka telah mengetahui dengan pengetahuan yang sebenar-benarnya dan sekuat-kuatnya bahwa dakwah mereka tidak akan memperoleh kemenangan kecuali dengan jihad, kesungguhan, dan pengorbanan jiwa raga. Maka mereka pun persembahkan jiwa dan raganya. Mereka berjihad dengan sebenar-benar jihad dan menyambut seruan Zat Yang Maha Rahman kepada mereka:

قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

“Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya..”‘ (At-taubah: 24)

Maka begitu mereka mendengar peringatan, mereka lari meninggalkan segalanya dengan jiwa yang bersih dan kalbu. yang ridha. Mereka bersuka. cita dengan janji setia yang telah mereka ikrarkan kepada Allah. Salah satu dari mereka memeluk akrab kematian sambil bergumam, “…Menuju keharibaan Allah tanpa bekal. ”

Salah satu dari mereka mempersembahkan seluruh hartanya sembari berkata, “Untuk keluarga saya sisakan Allah dan Rasul-Nya ”

Satu lagi dari mereka bahkan bersenandung tatkala pedang musuh telah menempel di lehernya,

Dan aku pun tiada peduli # tatkala terbunuh sebagi muslim

Dalam keadaan bagaimana jua # pangkuan Allah lah tempat robohku

Demikianlah, mereka adalah orang-orang yang gigih perjuangannya, besar pengorbanannya, dan luas persembahannya. Demikian juga yang kita inginkan.

Jihad Adalah Bekal Kami juga

Setelah itu semua kami persembahkan, kami percaya sepenuhnya akan pertolongan Allah, dan kami yakin atas dukungan-Nya.

وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ (39) الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”(Al-Hajj:39-40)

Antara Hayalan dan Kenyataan

Orang-orang yang mendengar uraian ini akan berkata. bahwa itu adalah hayalan dan impian belaka.

Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak memiliki kekuatan apapun kecuali iman dan semangat jihad dapat mengalahkan kekuatan raksasa yang memiliki senjata beranekaragam?

Bagaimana mungkin mereka dapat menembus jantung pertahanan musuhnya padahal ia berada di antara dua taring harimau ?

Banyak orang akan mengatakan ungkapan yang serupa ini. Yang demikian itu bisa dimaklumi, karena mereka telah putus asa akan nasib dirinya dan telah putus asa akan terjalinnya hubungan dengan Yang Mahakuat dan Maha Menentukan.

Akan halnya kami, tidaklah demikian keadaannya. Kami tegaskan bahwa ia adalah kenyataan yang kami yakini wujudnya dan tengah kami perjuangkan tegaknya. Kami merenungi firman Allah swt.,

وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ

“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan sebagaimana kamu menderitanya, sedangkan kamu berharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan..” (An-Nisa: 104)

Sesungguhnya para pendahulu kami, yang telah membebaskan berbagai wilayah bumi dan telah Allah swt. kokohkan kedudukannya, tidaklah besar bilangan personilnya dan tidak pula melimpah bekal persiapannya, namun mereka beriman dengan sungguh-sungguh dan berjihad.

Dan hari ini kami akan kalkulasi diri dengan penuh optimisme sebagaimana Rasulullah saw. mengkalkulasi pada suatu hari, tatkala beliau bersabda,

“Berilah Khubbaib kabar gembira akan munculnya kemenangan ini sehingga seorang pengembara berjalan dari Adn ke Amman tidak merasa takut kecuali kepada Allah, dan domba pun aman di hadapan serigala.”

Padahal ketika itu mereka masih bersembunyi.

Sebagaimana suatu hari beliau menjanjikan kemenangan kepada Suraqah bin Malik, mahkota salah seorang petinggi Kisra. Padahal beliau ketika itu berhijrah dengan agamanya tanpa bekal sesuatu pun kecuali Allah dan sahabatnya (Abu Bakar).

Dan sebagaimana beliau berteriak suatu hari tatkala menyaksikan istana putih Romawi, padahal ketika itu ia dikepung pasukan musyrikin di Madinah dengan tentaranya dari segala penjuru,

وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ

“…Dan tatkala tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesal sampai ke tenggorokan..” (Al-Ahzab: 10)

Lalu Apa Lagi Setelah Itu ?

Setelah itu semua, kita menyaksikan telinga zaman dengan khusyuknya mendengarkan dakwah Rasulullah saw., lisan sejarah pun menggemakan suara ayat-ayat suci Al-Qur’an, maka menyemburatlah mentari hidayah dari kalbu para sahabat dan pengikutnya di setiap tempat, besinarlah cahayanya menerangi alam, semerbaklah harum bunga kedamaian menghiasi dunia, dan manusia pun dapat menikmati manisnya kebahagiaan lantaran keadilan hukum. Rakyat merasakan aman sentausa bernaung di bawah payung generasi awal ini, yakni murid-murid Muhammad saw., maka direbutlah kemudian istana Romawi, tunduk pula bersamanya kota-kota di Persia.

Lalu bumi dipenuhi dengan bentangan ajarannya. Tunduklah ia untuk menerima petunjuk yang menyelamatkan. Nafas kenabian mengalirinya berpadu dengan wahyu Ilahi yang suci sehingga Rahmat Allah meliputinya. dari Segala penjuru.

وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا . وَأَنْزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا . وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَمْ تَطَئُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا

“Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. Dan Ia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraidhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu.” (Al-Ahzab: 26)

Wahai manusia, kami akan mempersiapkan diri dengan bekal ini, dan kami akan memperoleh kemenangan sebagaimana yang diperoleh para pendahulu kami di saat yang lalu. Tiada kemenangan kecuali dari sisi Allah Yang Perkasa lagi Bijaksana. Dan Allah akan mewujudkan janji-janji-Nya kepada kami:

وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).” (AlQashash: 5)

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ

“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (Ar-Ruum:60)

Seandainya Kita Memiliki Pemerintahan

Seandainya kita memiliki pemerintahan Islam yang sebenarnya yang dilandasi kebenaran iman, yang mandiri pola pikir dan aplikasinya, yang menghargai kebenaran ilmu dan melimpah ruahnya harta kekayaan yang dimiliki, yang menghargai keagungan sistem nilai Islam yang diwarisi, dan yang percaya bahwa ia merupakan obat bagi derita masyarakatnya dan petunjuk bagi manusia seluruhnya, niscaya kita dapat menuntutnya untuk menegakkan dunia ini atas nama Islam.

Kemudian kita mempersilahkan berbagai bangsa untuk melakukan Studi dan observasi atasnya, kita tunjukkan bangunan umat kepada mereka dengan dakwah yang terus menerus, dengan pembicaraan yang argumentatif serta pengiriman duta-duta terbaiknya secara berkala, juga cara-cara lainnya. Dengan demikian jadilah wilayah ini titik sentral di tengah berbagai bangsa, baik secara politik, moralitas maupun aktivitas sosial lainnya. Ia pun dapat melakukan pembaharuan terhadap dinamika masyarakat, memberi dorongan kepada mereka untuk meraih kejayaan dan menggapai sinar terang di masa datang, dan menanamkan semangat serta kesungguhan dalam bekerja.

Adalah sangat mengherankan, sebuah faham seperti Komunisme memiliki negara yang melindunginya, yang mendakwahkan ajarannya, yang menegakkan prinsip-prinsipnya, dan menggiring masyarakat menuju ke sana.

Demikian juga Fasisme dan Nazi. Keduanya memiliki bangsa yang mensucikan ajarannya, berjuang untuk menegakkannya, menanamkan kebanggaan kepada para pengikutnya, menundukkan seluruh ideologi bangsa-bangsa untuk mengekor kepadanya. Dan lebih mengherankan lagi kita dapati berbagai ragam ideologi sosial dan politik di dunia ini bersatu. untuk menjadi pendukung setianya. Mereka perjuangkan tegaknya dengan jiwa, pikiran, pena, harta benda, dan kesungguhan yang paripurna; hidup dan mati dipersembahkan untuknya.

Namun sebaliknya, kita tidak mendapatkan tegaknya suatu pemerintah Islam yang bekerja untuk menegakkan kewajiban dakwah kepada Islam, yang menghimpun berbagai sisi positif yang ada di seluruh aliran ideologi dan membuang sisi negatifnya. Lalu ia persembahkan itu kepada seluruh bangsa sebagai ideologi alternatif dunia yang memberi solusi yang benar dan jelas bagi seluruh persoalan umat manusia.

Padahal syari’at Islam menetapkan bahwa dakwah adalah kewajiban mutlak, wajib atas seluruh kaum muslimin, baik sebagai bangsa maupun sebagai kelompok kecil, jauh sebelum semua ideologi tadi diciptakan dan sebelum diketahui bahwa di sana ada sistem dakwahnya.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran 104)

Akan tetapi, di mana gerangan para pemimpin negeri kita ini? mereka semua telah dididik di sarang pendidikan asing, mereka telah tunduk kepada pola pikirnya, mereka demikian antusias mengikuti jalan hidupnya, dan mereka berlomba menjilat untuk mendapatkan keridhaannya. Tidaklah berlebihan kiranya jika kami katakan bahwa gagasan-gagasan mandiri dalam mengurus berbagai persoalan dan aktivitas, tidak lahir dari benak mereka sendiri apalagi lahir dari sistem nilainya.

Sebenarnya telah kami tawarkan keinginan ini kepada banyak pemimpin di Mesir. Namun sebagaimana biasa, mereka tidak menyambutnya dengan antusias dan tidak memberi pengaruh sedikitpun pada aktivitas mereka.

Orang-orang yang jiwanya, rumah tangganya serta urusan hidupnya, baik yang pribadi maupun sosial telah kehilangan ruh Islamnya, tentu. tidak mampu mengalirkannya. kepada orang lain, tidak kuasa untuk menyerukan nilai-nilai dakwah yang bertentangan dengan sasaran yang diseru.

Sebuah ungkapan mengatakan,

فاقد الشيء لا يعطيه

“Orang yang tidak memiliki sesuatu tidak dapat memberikannya.”

Memang bukan itu urgensi keberadaan mereka, wahai Ikhwan. Suatu eksperimen telah membuktikan bahwa mereka tidak berdaya sama sekali dalam mengemban tugas ini. Oleh karenanya, ini menjadi tugas generasi baru.

Perbaikilah aktivitas dakwahmu kepada mereka, bersungguh-sungguhlah dalam melakukan pembinaan, ajarilah mereka akan kemandirian jiwa dan hati, kemandirian pemikiran dan penalaran, dan kemandirian kerja dan jihad. Penuhilah jiwa mereka yang enerjik dengan keagungan Islam dan keindahan Qur’an, dan gemblenglah mereka di bawah kibaran panji Muhammad saw. Niscaya tidak lama lagi kalian akan menyaksikan munculnya seorang pemimpin Islam, yang siap berjuang memerangi aib dirinya. dan siap menciptakan kebahagiaan bagi orang lain.

Karakter Pola Pikir Kami

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Wahai manusia seluruhnya…

Kami bukan partai politik, meskipun politik sebagai salah satu pilar Islam adalah prinsip kami.

Kami bukan yayasan sosial dan perbaikan, meskipun kerja sosial dan perbaikan adalah bagian dari maksud besar kami.

Kami bukan klub olah raga, meskipun olah raga dan olah rohani menjadi salah satu perangkat terpenting kami.

Kami bukan kelompok-kelompok macam itu semua, karena itu semua diciptakan untuk tujuan parsial dan terbatas, untuk masa yang terbatas pula. Bahkan terkadang tidak dibuat kecuali sekedar menuruti perasaan sesaat; ingin membuat organisasi, lalu dihias dengan berbagai slogan dan sebutan kelembagaan yang muluk-muluk.

Namun wahai sekalian manusia, kami adalah pemikiran dan akidah, hukum dan sistem, yang tidak dibatasi oleh tema, tidak diikat oleh jenis suku bangsa, dan tidak berdiri berhadapan dengan batas geografis. Perjalanan kami tidak pernah berhenti sehingga Allah swt. mewariskan bumi ini dengan segala isinya kepada kami, karena ia adalah sistem milik Rabb, Penguasa alam semesta, dan ajaran milik rasul-Nya yang terpercaya.

Bukan sombong, kami inilah, wahai sekalian manusia, pemegang tongkat estafet panji Islam sesudahnya. Kami angkat benderanya tinggi-tinggi sebagaimana para shahabat mengangkatnya, kami kibarkan dan kami sebar luaskan ia sebagaimana mereka menyebar luaskannya, kami jaga Qur’annya sebagaimana mereka menjaganya, dan kami diberi janji kemenangan sebagaimana mereka diberinya. Kami inilah rahmat Allah untuk seluruh alam,

“Dan sungguh engkau pasti mengetahui beritanya beberapa saat lagi.”

Wahai ikhwanul Muslimin..

Itulah posisi kalian, janganlah kalian kecilkan arti dirimu, dengan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, janganlah kalian tempuh jalan bukan Islam dalam dakwahmu, janganlah kalian ukur dakwahmu, yang cahayanya diambil dari cahaya Allah dan sistemnya dari sistem yang dibawa Rasulullah, dengan dakwah lain yang munculnya lantaran kebutuhan sesaat dan lalu sirna ditelan masa dan berbagai peristiwa.

Kalian telah berdakwah dan telah pula berjihad. Dan kalian telah menyaksikan buah dari kesungguhan kalian yang besar ini.

Dengarlah, suara dakwah menggema, menyeru kepada kepemimpinan Rasulullah saw. dan keunggulan undang-undang Qur’an, menyeru kepada kebangkitan untuk berkarya dan memurnikan tujuan hanya untuk Allah swt. semata.

Lihatlah, darah telah mengalir di jalan Allah dari para pemuda yang suci dan mulia, dan lihatlah pula semangat untuk meraih syahadah (mati syahid) di jalan Allah telah berkobar.

Ini semua adalah keberhasilan. Sebuah keberhasilan yang lebih besar dari sekedar apa-apa yang kalian nantikan. Maka teruskan perjuanganmu, berkaryalah secara nyata, Allah selalu bersamamu, sedangkan amalmu sekali-kah tidaklah sia-sia.

Barang siapa bergabung bersama kami hari ini, ia telah beruntung sebagai pendahulu. Dan barang siapa masih enggan bersama kami hati ini, padahal ia seorang yang berhati ikhlas, ia akan bersama kami esok hati. Yang lebih dahulu tentu lebih utama.

Sedangkan barangsiapa yang berpaling dari dakwah kami, baik karena tidak punya perhatian, atau karena sombong, atau karena meremehkan, atau karena tidak yakin dengan kemenangannya, maka hari-hari mendatang akan membuktikan bahwa dirinya salah besar, dan Allah swt. akan melempar kebatilannya dengan kebenaran kami lalu Dia hancurkan kebatilan itu dan lenyaplah akhirnya.

Marilah bersama kami, marilah bersama kami, wahai para aktifis dakwah dan para mujahid yang ikhlas. Di sinilah jalan lurus itu, di sini pula arah yang lempang, maka janganlah kau bagi-bagi kekuatan dan kesungguhanmu hingga tercecer.

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan sesungguhnya, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu ikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah agar kamu bertaqwa,” (Al-Anam: 153)

Hasan Al-Banna

Baca Selengkapnya...

Monday, January 25, 2010

Profil Muhammad Badi’ Al-Majid Sami; Mursyid Am Ikhwanul Muslimin Kedelapan


Nama: Muhammad Badi’ Al-Majid Sami

Tanggal dan tempat lahir: 7/8/1943 – Mahallah Kubra.

Status Perkawinan: Beliau adalah suami dari Sayyidah Samiyah Shinawi mantan Direktur Sekolah dakwah Islam di Beni Suef, putri dari Haji Mohammad Ali Shinawi seorang officer (pilot) dari generasi pertama jamaah Ikhwanul Muslimin yang dijatuhi hukuman mati pada tahun 1954 namun dianulir menjadi hukuman seumur hidup.

Jumlah Anak: Beliau memiliki 3 anak laki dan wanita:

1. Ammar (Insinyur komputer),

2. Bilal (radiolog),

3. Doha (farmasi),

sebagaimana beliau mempunyai 4 orang cucu yaitu: Ru’a, Habib, Iyad dan Tamim.

Pendidikan dan Prestasi:

- Bachelor of Veterinary Medicine – Kairo pada tahun 1965.

- Dosen Fakultas Kedokteran Hewan – Assiut pada tahun 1965.

- Master of Veterinary Medicine dan seorang asisten guru pada tahun 1977 di Universitas Zagazig.

- Doctor of Veterinary Medicine dan guru dari tahun 1979 di Universitas Zagazig.

- Asisten Profesor fakultas Kedokteran Hewan pada tahun 1983 – Zagazig University.

- Ahli Kedokteran Hewan pada Institut hewan di Sana’a 1982-1986.

- Dosen Kedokteran Hewan di Universitas Kairo pada tahun 1987 – cabang Beni Suef.

- Ketua Departemen Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan di Beni Suef pada tahun 1990 selama dua periode.

- Wakil dekan program Pascasarjana Universitas Beni Suef fakultas Kedokteran Hewan , pada tahun 1993 untuk satu periode.

- Menjadi pembimbing 15 thesis Master dan 12 disertasi doctoral (PhD), dan puluhan penelitian ilmiah di bidang dan spesialisasinya.

Pekerjaan saat ini:

- Dosen tetap bidang Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan – Universitas Beni Suef.

Aktivitas serikat buruh:

- Sekretaris Jenderal Jenderal Persatuan Dokter Hewan untuk dua periode.

- Bendahara persatuan profesi medis untuk satu periode.

Kegiatan sosial dan ilmiah:

- Anggota Asosiasi Dewan Kesejahteraan Islam di Mahalla al-Kubra.

- Anggota dewan club staf lembaga pendidikan Universitas Kairo selama 10 tahun, dan pengawas klub cabang di Beni Suef.

- Wakil Ketua Dewan lembaga dakwah Islam di Beni Suef pada tahun 1996.

- Ketua Asosiasi Perumahan anggota staf dan asisten Universitas Beni Suef.

- Ketua Dewan Direksi patologi dan patologi klinis setingkat negara.

- Ketua lembaga Journal of Veterinary Medical Research dari Fakultas Kedokteran Hewan – Beni Suef selama 9 tahun.

- Ketua Service Center, Fakultas Kedokteran Hewan lingkungan – Beni Suef.

- Pendiri Institut Kedokteran Hewan di Republik Arab Yaman, Sanaa, selama 4 tahun dari 1982-1986, serta mendirikan peternakan unggas dan hewan pribadi, dan penerjemahan kurikulum studi untuk bahasa Arab, dan mendirikan sebuah museum ilmiah dan bidang-bidang ilmiah lainnya pada institut kedokteran hewan.

Amanah dakwah:

- Anggota kantor administrasi di Mahala al-kubra tahun 1975 .

- Ketua kantor administrasi Mahala tahun 1977.

- Ketua Asosiasi Pendidikan negeri di Yaman 1982-1986

- Anggota Kantor Administrasi Beni Suef 1986.

- Ketua kantor administrasi Beni Suef pada tahun 1990.

- Ketua Departemen Pendidikan 1994

- Anggota Maktab Irsyad Alami (internasional) sejak tahun 1996 (Utara dan Selatan dan Utara kemudian hulu Mesir sebagai pengawas Pendidikan dan generasi muda).

- Anggota dari Kantor maktab Irsyad alami dan penilik sistem pendidikan pada tahun 2007.

Posisi dalam jamaah:

- Anggota Maktab Irsyad sejak tahun 1996.

- Anggota Maktab Irsyad alami (internasional) sejak tahun 2007.

Pengalaman bersama jamaah:

- Pengalaman pertama; kasus (militer): dipenjara pada tahun 1965 bersama ustadz Sayyid Quthb dan Ikhwanul Muslimin lainnya, dan dihukum 15 tahun, di mana dia menghabiskan waktu di penjara selama 9 tahun, dan meninggalkannya pada tahnggal 4/4/1974, dan kembali bekerja di Universitas Assiut, dan kemudian dipindahkan ke Universitas Zagazig, dan kemudian ia terbang ke Yaman, lalu kembali dari sana dan mengajar di Universitas Beni Suef.

- Pengalaman kedua: Dipenjara selama 75 hari dalam kasus lembaga dakwah Islam di Beni Suef pada tahun 1998, di mana ia menjadi ketua advokasi Beni Suef setelah penangkapan Haji Hasan Jaudah rahimahullah.

- Pengalaman ketiga; kasus (militer): Masalah anggota serikat buruh pada tahun 1999; di mana pengadilan militer memvonisnya lima tahun penjara, beliau menghabiskan waktu 3 tahun dan tiga perempat tahun, lalu keluar pada putaran pertama pada tiga perempat tahun pada tahun 2003.

- pengalaman keempat: pada saat diadakan pemilu lokal pada bulan April 2008 beliau dipenjara selama satu bulan.

Tulisan dan Buah Karya pada bidang Dakwah:

- Artikel dan Hadits pada situs (ikhwanonline.com) dan lain-lain.

- Tulisan dan khawatir Al-Quran (tadabbur) yang diterbitkan dalam Jurnal pada majalah (mujtama).

- Murajaah dan penyajian konsep dakwah.

Nama Dr Mohammad Badi termasuk salah satu 100 tokoh terbesar di dunia Arab dalam enslikopedi ilmiah Arab yang diterbitkan oleh lembaga Informasi Ilmiah Mesir pada tahun 1999.

Baca Selengkapnya...

Sunday, January 17, 2010

Surat Kabar Turki: Gul dan Erdogan Menolak Bertemu Barak


KNRP - Presiden Turki, Abdullah Gul, dan Perdana Menteri, Recep Erdogan, menolak bertemu dengan menteri urusan perang Israel, Ehud Barak, selama kunjungannya ke Ankara, demikian menurut laporan sebuah surat kabar Turki pada hari Sabtu (16/1).

Surat kabar Hurriyet itu mengutip sumber-sumber diplomatik Turki yang mengatakan bahwa Gul dan Erdogan tidak ingin bertemu Barak meskipun Israel telah malakukan permintaan maaf secara resmi akibat insiden memalukan yang dialami duta besar Turki saat melakukan kunjungan ke Tel Aviv.

Lebih lanjut surat kabar tersebut menuliskan bahwa Barak semula akan melakukan pertemuan dengan mitranya yaitu menteri luar negeri Turki serta beberapa kepala stafnya. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa permintaan maaf dari Israel tidak menyebabkan pembatalan kunjungan diplomatis Barak.

Sementara itu harian berbahasa Turki lainnya "Sabah" mengatakan bahwa lembaga-lembaga kemasyarakatan Turki telah merencanakan demo protes yang akan berlangsung saat kedatangan Barak ke Ankara hari Minggu ini (17/1). (mirzah/vop)

Baca Selengkapnya...

Mesir Makin Gila !

Lengkapi Tembok Baja, Mesir Bangun Tembok Bawah Laut

KNRP - Wartawan aljazeera di Kairo, Jum’at (15/1), melaporkan bahwa Mesir saat ini sedang mengerjakan pengecoran beton dan pembenaman kotak di bawah perairan Mediterania pada kedalaman 10 meter dan panjang 25 meter sebagai perluasan dari tembok baja untuk mencegah penyelundupan antara Mesir dan Jalur Gaza.

Mesir juga telah memprakarsai pembentukan sebuah marina untuk perahu milik pasukan keamanan Mesir dan meningkatkan jumlah menara pengamatan menjadi 23 menara semen yang dilengkapi dengan jendela-jendela tahan peluru dan dilengkapi dengan peralatan elektronik di perbatasan dengan Jalur Gaza.

Sumber-sumber perbatasan Mesir itu menjelaskan bahwa hal itu merupakan bagian dari sistem pengawasan perbatasan. Sumber-sumber itu juga menekankan bahwa sistem yang dikembangkan itu ada setelah agresi Israel di Gaza tahun lalu.

Di lain pihak, delegasi militer AS yang terdiri dari tiga pejabat keamanan mengunjungi Kota Rafah di perbatasan Mesir untuk memeriksa konstruksi baja penghalang yang dibangun oleh Mesir di bawah perbatasan dengan Jalur Gaza, untuk mencoba dalam mencegah penyelundupan senjata ke Palestina melalui terowongan rahasia.

Kantor berita Reuters mengutip, sumber-sumber keamanan Mesir mengatakan bahwa kunjungan tersebut adalah berlangsung satu bulan.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS di Washington awal pekan ini mengatakan, "Apa yang kami ingin lihat adalah menghentikan Hamas dalam penggunaan perbatasan untuk penyelundupan senjata, mari kita menghentikan penyelundupan senjata."

Bulan lalu, Mesir menegaskan bahwa pihaknya membangun penghalang baja tersebut di bawah garis perbatasan yang membentang 14 km. Tapi Menteri Luar Negeri Ahmed Aboul Gheit mengatakan pekan ini bahwa Mesir berencana untuk membangun penghalang itu setahun yang lalu.

Israel saat ini menguasai wilayah udara dan pintu-pintu laut Jalur Gaza dan sebagian besar lahan pelabuhan darat, dan sementara Mesir mengendalikan penyeberangan Rafah, yang merupakan satu-satunya jalan keluar bagi Gaza dengan negara-negara Arab.

Mesir merencanakan untuk membangun lebih banyak menara pengawas di perbatasan dengan Gaza untuk meningkatkan pengawasan maritime. Demikian menurut sumber-sumber keamanan mereka.(milyas/aljzr)

Sumber : http://knrp.or.id
Baca Selengkapnya...

Thursday, January 14, 2010

PKS: Stop Blog Anti-Islam!

INLAH.COM, Jakarta - Sebuah blog yang menghujat Islam bernama Berita Muslim Sahih dengan alamat www.beritamuslim.wordpress.com mencuat. Salah satu partai politik berbasis Islam, PKS menentang adanya blog tersebut.

"Ya blog itu muncul karena ada orang yang tidak senang kehidupan beragama di Indoenesia. Pihak yang membuat conten tersebut terpengaruh dengan paham yang tidak benar," ujar Humas PKS Ahmad Mabruri kepada INILAH.COM di Jakarta, Senin (11/1).

Menurutnya ada mekanisme untuk memblokir blog yang dianggap menistakan agama Islam tersebut. Yakni dengan segera melaporkannya ke penyedia layanan Wordpress karena semakin banyaknya orang yang melaporkan blog tersebut, maka secara otomatis blog tersebut akan diblokir.

"Ada mekanisme untuk memblokir blog tersebut yakni orang-orang yang tidak berkenan atas blog tersebut bisa melaporkannya ke penyedia layanan wordpress.com, maka semakin banyaknya orang yang melaporkannya, blog tersebut secara otomatis akan diblokir," imbuh Mabruri.

Ia tak terlalu khawatir blog tersebut akan mengganggu kehidupan beragama di Indonesia. Ia menganggap pengguna media internet sebagian besar merupakan orang yang berpendidikan, maka dapat menyaring informasi yang dianggapnya benar ataupun salah.

"Ya saya percaya blog ini tidak akan terlalu mengganggu kehidupan beragama. Kan pengguna internet kebanyakan orang yang berpendidikan, makanya mereka dapt menyaring informasi yang dianggap benar atau salah," pungkas Mabruri.

Seperti diketahui, sebuah blog yang menghujat Islam mencuat. Semua tulisan dalam blog tersebut secara eksplisit ditujukan untuk menyerang ajaran Islam, yang disebarkan oleh Nabi Muhammad.

Blog itu bernama Berita Muslim Sahih dengan alamat www.beritamuslim.wrodpress.com. Sepertinya blog itu dibuat sejak April 2008, terlihat dari tulisan yang pertama kali dipublikasikannya. [jib]

Baca Selengkapnya...

Thursday, December 24, 2009

Hijrah dan Pilar-Pilar Kebangkitan Umat


Oleh : DR. Muhammad Mahdi Akif
Mursyid 'Am Ikhwanul Muslimin

Segala puji bagi Allah, salawat dan salam kepada sebaik-baik ciptaan Allah pemimpin dan teladan seluruh umat manusia, Nabi Muhammad saw dan keluarganya serta para sahabatnya semuanya, setelah itu;

Kita sedang memperingati perjalanan hijrah Nabi saw yang penuh berkah, dan saat ini kita sedang berada dibawah naungannya yang setiap tahunnya selalu kita peringatkan; hal ini menegaskan bahwa hijrah merupakan inspirasi yang tiada habis-habisnya, bekal yang tidak akan pernah berhenti memberikan pelajaran dan ibrah yang selalu kita cari dan kita butuhkan, apalagi pada saat ini kita hidup dalam realita yang penuh dengan kenistaan, terutama yang dialami oleh umat karena kelemahan dan keterbelakangan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa hijrah merupaka titik tolak dan merupakan perubahan besar bagi lahirnya negara Islam dan kebangkitannya; karena itu pada saat kita memperingatinya kita dapat menjadikannya sebagai prinsip-prinsip utama dan poros yang sangat penting sebagaimana yang telah diajarkan oleh Al- Mustafa saw dan dapat dijadikan panduan bagi kehidupan kita semua, dan hijrah juga dapat dijadikan sebagai titik tolak terbesar bagi umat Islam dalam rangka menuju kebangkitan dari keterpurukan yang sedang diderita umat saat ini, karena degnan poros dan prinsip-prinsip itulah mampu membina dan membimbing generasi awal dari para sahabat sebelumnya sehingga mampu meletakkan diatasnya dasar-dasar negara Islam pertama, dan mereka telah memberikan dampak besar pada pembangunan peradaban Islam selama berabad-abad.

Jika kita ingin melakukan kebangkitan yang sebenarnya untuk umat Islam ini, dan mengembalikan kemuliaannya serta posisinya sebagai pemimpin ditengah umat lainnya; maka kita harus banyak mengambil pelajaran dari perjalanan hijrah dan apa yang terdapat di dalamnya dari berbagai prinsip dan langkah-langkahnya, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajari prinsip-prinsip ini baik untuk diri sendiri dan realitas kehidupan kita, dan diantara inti dari prinsip-prinsip tersebut adalah:

• Ikhlas yang sempurna kepada Allah,

• Tajarrud yang penuh kepada Allah,

• Merasakan adanya ma’iyyatullah,

• Menjalin hubungan baik dengan Allah,

• Memiliki rasa percaya diri dan yakin akan kemenangan bagi tantara Allah,

• Memliki keinginan yang kuat dan semangat yang tinggi,

• Semangat dalam jihad dan pengorbanan, usaha, kesabaran dan ketekunan,

• Cermat dalam melakukan persiapan, perencanaan, kerja yang baik,

• Merangkum semua hal di atas dengan landasan cinta dan ukhuwah yang tulus, kejujuran, amanah dan kesetiaan serta ikhlas dalam menjalin hubungan antara sesama anggota di semua tingkat.

Generasi terbaik

Sungguh para muhajirin masa awal telah mendapatkan ujiannya namun mereka berhasil dan sama sekali tidak pernah merasa lemah terhadap apa yang menimpa mereka di jalan Allah, bahkan tidak pernah ada diri mereka perasaan kalah dan tunduk, begitupun kaum anshar yang diuji dengan kesetiaan dan pembelaan terhadap kaum muhajirin; akhirnya mereka berhasil dengan gemilang seperti yang dicatat oleh Allah dalam kitab-Nya:

وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ أُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

“Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung”. (Al-A’raf:157).

Mereka menganggap kehidupan sebagai kehinaan ketika iman sudah menghujam dalam jiwa mereka, bahkan dunia adalah kecil ketika ingin menggapai kemuliaan pada misi hidup mereka.

Demikianlah gambaran yang nyata yang tampak di dalamnya akan inti berbagai fenomena yang istimewa dari kalangan para muhajirin ..mereka yang telah diusir dari rumah mereka dan dirampas harta mereka, mereka dipaksa untuk keluar dari mereka dengan kejahatan, penganiayaan dan penolakan yang dilakukan oleh kerabat dan keluarga mereka di Mekkah, tidak karena ada kesalahan yang mereka lakukan namun hanya karena mereka beriman kepada Allah .. Mereka meninggalkan rumah dan harta mereka untuk mencari karunia dan ridha Allah, tidak ada tempat untuk belindung kecuali kepada-Nya, dan tidak ada tempat bernaung kecuali naungan-Nya .. namun sekalipun mereka terus dikejar dan diburu, dan jumlah mereka sedikit, mereka tetap berusaha mendukung dan membela Allah dan Rasul-Nya saw

وَاذْكُرُوا إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan ingatlah (hai Para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, Maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur”. (Al-Anfal:26)

Merekalah orang-orang yang mengucapkan keimanan dalam lisan mereka, dan mempraktekkannya dalam kerja mereka sementara mereka juga tetap setia kepada Allah karena telah memilih-Nya, dan setia kepada Rasul-Nya kerena telah mengikutinya , serta setia kepada kebenaran, seakan mereka seperti sosok yang menginjakkan kakinya diatas bumi dan disaksikan oleh umat manusia

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ هُمْ الصَّادِقُونَ

“Bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka Itulah orang-orang yang benar”. (Al-Hasyr: 8).

Sebagaimana orang-orang Anshar telah membuktikan kesetiaan dan keimanan mereka, dengan memberikan dan membagikan kepada orang-orang muhajirin harta yang mereka miliki sekalipun mereka hidup miskin dan membutuhkan kepadanya, namun hati mereka lapang siap menerima terhadap setiap orang datang kepadanya, dengan demikian membuktikan hakikat kesatuan dan persatuan yang sebenarna, dari ma’rifah kepada persahabatan, dan dari persahabatan kepada cinta, dan dari cinta kepada itsar, sehingga tidak mengherankan jika Al-Qur’an mencatat sikap yang mulia mereka dalam firman-Nya:

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 9).

Demikianlah gambaran yang penuh cahaya dan nyata yang tampak sebagai model yang sangat istimewa dari orang-orang Anshar, kumpulan ini memiliki karakter yang unik, bahkan merambah ke berbagai pelosok.. sekiranya hal tersebut nyata terjadi, mungkin banyak kalangan manusia sebagai contoh mulia seakan seperti khayalan, keimanan telah menjadi rumah, tempat naung dan negeri dalam jiwa mereka, memberikan ketenangan ruh mereka, mengharap pahala dan ketentraman padanya sebagaimana seseorang mendapatkan ketentraman ketika berada di rumahnya.

Demikianlah kaum muhajirin yang diuji akan kekuatan dan keteguhan iman mereka, orang-orang Anshar diuji dalam hal kecintaan yang sempurna dan mereka semua berhasil melewatinya. Semestinay masyarakat mendapatkan ketentraman dengan prinsip-prinsip yang luhur ini dan bahkan mendapatkan kemuliaan derajat dan kehormatan dalam nilai kehidupan setiap insan.

Bahwa Prinsip-prinsip yang dibawa oleh Nabi saw ini telah merasuk ke dalam jiwa para generasi yang setia terhadap apa yang telah mereka ikrarkan, dan jika kita ingin berhasil seperti yang mereka peroleh, maka kita harus mengkuti jejak langkah mereka, berjalan mengikuti jalan mereka, karena mereka telah menjual jiwa mereka kepada Allah, dan mengorbankan diri mereka di jalan Allah

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنْ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمْ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنْ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمْ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar”. (At-Taubah: 111)

Antara masa lalu dan masa kini

Lihatlah, bagaimana kerugian yang dialami dunia kita saat ini karena jauh dari mengambil pelajaran hijrah yang mulia seperti yang telah ditampilkan dan diajarkan oleh Rasulullah terutama dalam menanamkan rukun-rukun cinta, itsar dan pilar-pilar ukhuwah di antara anggota masyarakat?, Dan bagaimanakah agama yang mulia dan agung ini harus memiliki tekad yang kuat, kesabaran dan ketabahan?, Dan bagaimanakah negara Islam yang telah menjadikan hijrah sebagai inti kekuatan Negara yang besar diantara umat lainnya dan rujukan bagi negeri dan bangsa di dunia .. maka akan kita dapati bahwa kita sedang mengalami kerugian yang banyak karena telah kehilangan manhaj dari pembawa hidayah yang amin saw, jauh petunjuk dan sirahnya yang mulia. Apa yang dialami umat saat ini?!

* Demikianlah kondisi yang dialami oleh Negara Palestina dengan berbagai Agresi brutal dan pembantaian yang mengerikan dari entitas Zionis yang begitu benci kepada saudara dan keluarga kita di Gaza, dan diiringi dengan kehinaan dan kebancian sikap pemerintah dan penguasa Arab dan Negara-negara Islam untuk mendukung dan membela mereka, belum lagi tidak adanya usaha dan gerak mereka terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh zionis yang mengancam masjid Al-Aqsa yang sedang tertawan, lupa terhadap pelajaran hijrah yang berisi pelajaran besar dalam jihad dan pengorbanan, yang sekiranya kita mau mengamalkan dan mempraktekkannya maka kita akan dapat menggapai kemuliaan dan kebesaran di dunia serta ganjaran yang berlimpah di akhirat, namun penyakit “ al-wahn” telah melanda umat ini sehingga lupa atau pura-pura lupa akan sejarah dan perjalanan hidup nabinya yang penuh dengan kemuliaan.

Bahwa kondisi yang terjadi dan dialami oleh suadara kita tercinta di Gaza sangat membutuhkan pembela dan pendukung yang hakiki yang bertaqwa kepada Allah, mau membela mereka dengan memberikan pertolongan yang hakiki bukan sekedar wacana dan klaim palsu.

* Begitu pula terhadap saudara di Afghanistan .. di Irak .. di Somalia .. di Sudan .. di Yaman .. Dan banyak lagi negara Islam lainnya; Ini adalah suatu kelemahan dan kehinaan yang memilukan dihadapan musuh bebuyutan umat; sehingga menjadikan musibah di tengah umat semakin bertambah dan kuat, dan hal tersebut adalah merupakan istidraj bagi umat agar mau memfungsikan kekuasaan, kemampuan, dan energinya dalam melakukan peperangan internal; sehingga umatpun sibuk dengan dirinya sendiri dan terjadilah pertumpahkan darah oleh tangan mereka sendiri, lalu setelah itu mereka bekerja dengan visi yang sempit dan agenda rancu yang jauh dari memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi umat dan masa depannya.

Sekiranya para penguasa dan pemimpin mau mencontoh dan meneladani apa yang terjadi dalam hijrah seperti ukhuwah, persatuan, ikatan, keterpautan dan keinginan yang besar dalam menghadapi tantangan, bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam yang menakjubkan dan memposisikan diri pada tempat yang sesuai dengannya; niscaya mereka akan mampu menghindarkan umat dari berbagai peristiwa yang mengenaskan dan mampu menghadapi serangan yang beruntun atasnya.

Dalam pemilihan umum Amerika Serikat dan pemilihan Presiden Obama memberikan pelajaran yang nyata ketika mereka menggantungkan harapan kepadanya dan membawa pidatonya di Universitas Kairo lebih dari yang sewajarnya; namun harapan tersebut sirna karena perhatiannya terhadap hal-hal yang banyak terutama tekanan kepada musuh zionis atas umat Islam tidak menjadi kenyataan, dan kegagalan Bangsa Arab dan umat Islam dalam menuju satu kesatuan dan tekanan terhadap musuh pun kembali terjadi.

Beberapa bulan yang lalu telah menjadi saksi adanya semangat rasisme Barat terhadap semua yang berbau Islam dan jilbab, yang telah mencapai puncaknya adalah pembunuhan atas dasar agama; seperti yang terjadi terhadap peristiwa terbunuhnya seorang wanita farmasi Mesir karena berpegang teguh pada jilbab dan kepatuhannya terhadap ajaran-ajaran agamanya, peristiwa tersebut merupakan korban ketiga sebagai hasil dari referendum Swiss tentang pelarangan izin mendirikan menara-menara masjid di negara tersebut.

Hal ini semakin menegaskan akan tumbuhnya semangat permusuhan dan rasisme terhadap semua hal yang berbau Islam di Barat, unilah yang mengundang kita untuk menghadapinya dengan berpegang terguh pada Islam dan ajaran-ajarannya dan menyeru kepada mereka dengan dan nasihat yang baik, dan pentingnya memberikan gambaran yang sebenarnya kepada Barat tentang citra Islam dengan bentuk keteladanan yang baik, etika dan perilaku yang santun serta praktek-praktek normal lainnya.

Sebagaimana pernah kita saksikan akan peran Turki di wilayah tersebut dan efektivitasnya dalam menyelesaikan sejumlah isu, termasuk: Palestina, Irak dan Suriah, serta Armenia, dengan metode politik yang rasional dan mengadopsi isu-isu dan sikap bangsa Arab dan umat Islam. Muncul dengan jelas sikap Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan pada acara World Economic Forum di Davos setelah bertengkar dengan Presiden entitas Zionis karena serangan Zionis di Gaza.

Dan diantara peristiwa penting yang terjadi pada tahun lalu adalah terus terjadinya keruntuhan ekonomi akibat sistem keuangan berbasis ribawi, stabilitas yang mengalami kegagalan dan adanya pembantaian manusia sehingga menimbulkan banyak korban dan kerugian yang masih terus terjadi karena kegagalan yang konstan sehingga hal tersebut mengundang sebagian penulis Barat untuk mengadopsi prinsip-prinsip syariat Islam, seperti dalam sebuah artikel “Roland Xin” seorang editor surat kabar “Le Journal de Vinnis” dalam sesi pembukaan pada 25/9/2008 dengan Judul: “Apakah sudah waktunya untuk mengadopsi prinsip-prinsip hukum Islam di Wall Street?”; didalamnya dia berkata: “Jika para pemimpin kita ingin sungguh-sungguh membatasi spekulasi keuangan yang menyebabkan krisis, maka tidak ada yang lebih sederhana daripada itu kecuali menerapkan prinsip-prinsip Syariah Islam. “

Demikianlah para pemimpin pemikiran Barat yang menyerukan penerapan prinsip-prinsip Islam setelah kita meninggalkannya, kita telah menghinakan diri karena tidak pernah mau menerapkannya dan mendukungnya, dan lupa bahwa diantara inti dan utama dari perjalanan hijrah adalah Mendirikan negara Islam, memperkuat pilar-pilarnya, membangun perekonomian Islam, dan membangun pasar Islami guna menghadapi pasar Yahudi.

Sebagaimana pemerintah Mesir yang terus menerus- dan sayangnya – tetap menerapkan politik penahanan terhadap warga negaranya, meracik tuduhan palsu terhadap mereka, melemparkan mereka ke penjara-penjara tanpa mempertimbangkan hak-hak konstitusional yang paling mendasar dan hukum negara sekalipun, dan mengabaikan ketentuan-ketentuan peradilan yang berlaku; mengabaikan kebebasan, kehidupan, waktu, tenaga dan harta serta jiwa mereka dengan menolak segala bentuk dan cara untuk mengeluarkan dan memerdekakan mereka.

Bahkan permasalahan ini telah sampai pada pembongkaran fasilitas yang ada untuk melayani rakyat dan harta mereka, dengan mengabaikan kesucian harta tersebut, dengan beranggapan bahwa masyarakat tidak membutuhkan sarana vital dalam rumah sakit, sekolah, dan lain-lainnya, tanpa mempertimbangkan kehormatan seterunya dan tidak mau mengalah demi kemasalahan yang lebih tinggi daripada kepentingan partisan murahan.

Wahai umat Islam….

Jika kita ingin mengembalikan kemuliaan dan kewibawaan Islam serta kejayaannya seperti yang telah diraih pada masa sebelumnya maka sudah seharusnya kita menghiasi diri dengan pilar-pilar yang telah diterapkan oleh al-habib al-mustafa nabi Muahmmad saw, dan mengambil kesempatan pada Tahun Baru hijriah ini dengan lebih banyak bekerja keras dan sungguh-sungguh serta berjuang untuk membela Islam di semua level dan tingkatannya, meningkatkan perbuatan baik, taat dan ibadah kepada Allah SWT, bersegera kembali kepada Allah dan menghiasi diri dengan moral dan prilaku Nabi saw, serta menjadikannya sebagai lampu mercu suar yang dapat menerangi dan menyinari jalan hidup kita semua, sebagaimana kita harus menghijrahkan diri dari berbagai perbuatan dosa dan maksiat, dari ketidakadilan, kezhaliman dan kehinaan diri.

Kita sangat membutuhkan sistem moral Islam yang telah dipancangkan kaidah-kaidahnya oleh Islam yang hanif, dan berbagai peristiwa yang kita laluinya menunjukkan besarnya kebutuhan kita terhadap peradaban manusia terhadap sistem ini; untuk menyelamatkan mereka dari apa yang hadapi, dan membimbing mereka menuju jalan pembebasan dan keselamatan, yaitu jalan Allah yang lurus.

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Kalian adalah jantung kehidupan umat ini, kalian adalah hati kehidupan umat, sesuai dengan kesadaran dan kebangkitan kalian maka umat akan bangkit; maka dari itu milikilah perasaan akan besarnya amanah dan tanggung jawab yang dipikulkan pada pundak kalian, dan jadilah orang dicintai sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Tuhan kalian, dan jadikanlah hijrah dan apa yang ada didalamnya sebagai pelajaran dan nasihat, serta jadikanlah apa yang ada dihadapan kalian sebagai teladan, berusaha mengamalkan dan menerapkannya sebagaimana yang telah diterapakn oleh pemimpin dan teladan kita Nabi saw.

Dan ketahuilah bahwa diantara kewajiban utama kalian adalah membangkitkan umat dan berkontribusi pada kinerja yang efektif dalam menunaikan perannya melakukan perbaikan, menerapkan pilar-pilar perbaikan dan kewajiban-kewajiban dalam diri kalian sebelum berdakwah kepada selain kalian, hiasilah jiwa kalian dengan semangat inisiatif dan keberanian dalam berpikir dan bertindak, dan bergantunglah pada perencanaan yang baik dan kerja yang ihsan, pada pembaharuan dan pengemabangan pada program-program dan sarana kalian, dengan mendahulukan perbuatan daripada perkataan, tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan dan hambatan, serta banyak mengambil manfaat dan pelajaran dari berbagai pilar yang sudah disebutkan untuk kalian sebelum yang lainnya.

Berjalanlah wahai Ikhwan dengan membawa berkah Allah, bekerja untuk menegakkan kebenaran, yang harus diarahkan ke hati dan indra kalian serta perbuatan kalian dengan penuh kekuatan

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمْ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Ali Imran:139)

Allah Akbar dan segala puji hanya milik Allah

Baca Selengkapnya...

Friday, December 4, 2009

Pesan Untuk Para Tamu Allah


Risalah dari Muhammad Mahdi Akif,
Mursyid Am Ikhwanul Muslimin

________

Segala puji bagi Allah, salawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan seluruh sahabatnya.

Wahai saudara kami para hujjaj ke baitullah…

Wahai umat yang sedang khusyu beribadah dan kembali kepada Tuhan mereka…

Wahai mereka yang rela meninggalkan tanah air mereka…

Wahai mereka yang dengan tulus memisahkan diri dari berbagai hiruk pikuk dunia…

Wahai mereka yang sedang memenuhi panggilan Allah…

Wahai Mereka yang sedang menggerakkan jiwa dengan penuh kerinduan dan cinta dalam memenuhi panggilan Allah…

Wahai mereka yang bangkit untuk segera menyambut seruan Allah Pencipta dan Pemimpin mereka dengan mengumandangkan kalimat talbiyah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ

“Aku Penuhi panggilan-Mu Ya Allah Aku penuhi, Aku Penuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu Aku Penuhi”.

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.. selanjutnya;

Pada saat pelaksanaan konferensi yang paling komprehensif, agung dan mulia di muka bumi ini; kita teringat akan peristiwa pelaksanaan haji wada’ Nabi kita saw berdiri dihadapan umat yang dihadiri lebih dari 100 ribu umat yang telah disatukan oleh Islam dan setelah mereka dipisahkan oleh adanya fanatisme kesukuan; untuk memperingatkan umat akan tipu daya setan yang licik yang terus berupaya mengembalikan ke lingkaran fanatisme dan jahiliyah beliau bersabda:

أَلاَ لاَ تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ، أَلاَ إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ وَلَكِنَّهُ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَكُمْ

“Janganlah kalian kembali kufur setelah aku, sebagian kalian memukul leher (saling bunuh) sebagian lainnya, ketahuilah bahwa syetan telah putus asa untuk menjadikan orang yang rajin shalat pemujanya, nemun mereka berhasil menabur benih perselisihan di antara kalian”(Musnad Ahmad),

Maksudnya adalah menjadikan tipu daya kepada umat ini menabur benih diantara mereka dengan pertikaian, perselisihan, benci, perang, fitnah dan lain-lainnya.

Dan beliau saw meminta umat yang menghadiri konferensi saat itu untuk menginformasikan dan menyampaikan kepada seluruh umat risalah ini dengan mengatakan:

لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ؛ ‏رُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ

“Hendaknya yang hadir saat ini menyampaikan kepada yang tidak hadir; betapa banyak orang yang menyampaikan lebih banyak dari orang yang mendengat”. (Shahih Bukhari).

Tentunya umat ini masih merasakan kebahagiaan dengan taujih Nabi yang agung dan mulia ini, sehingga umat berkumpul pada muktamar yang agung setiap tahunnya, secara totalitas menunaikan ibadah dan ikhlas karena Allah, menolak perpecahan, tidak melakukan hal lain pada musim yang suci ini kecuali mengangkat bendera persatuan Islam, tidak menyeru kepada yang lain kecuali seruan pada persatuan yang integral. Saat kondisi yang lekat dengan nilai ruhi (spiritual) ini; mereka khusyu bermunajat, menghiasi diri dengan ketaatan, menghibur diri dengan keimanan ditengah kondisi yang memilukan, setiap Muslim merasakan bahwa dirinya berada di puncak kemuliaan jati diri manusia, mengalahkan kemuliaan malaikat karenanya; karena itulah dosa-dosa diampuni, segala usaha dijadikan kesyukuran, setiap langkah dilakukan yang dilakukan oleh para hujjaj ditulis oleh para malaikat pembawa rahmat sebagai kebaikan, dan dihapus dosa-dosanya, dalam suasana yang penuh kesadaran dan realita yang menakjubkan sehingga memberikan atsar (pengaruh) menjadikan orang yang berhaji baik jiwanya, suci hatinya, bersih kejahatan diri, serta ditambah dengan adanya konvergensi sosial untuk dapat saling mengenal dan memahami nilai-nilai Islami, pertemuan jiwa orang beriman untuk saling cinta dan berkasih sayang dan menumbuhkan spiritualitas di bawah naungan tanah suci, dan di area yang suci. Pada saat menjadi tamu Allah yang Maha Mulia, para hujjaj tidak melakukan apa-apa kecuali hal-hal yang mengarah pada ibadah; karena itu ungkapan mereka hanyalah takbir, lantunan mereka adalah tasbih, seruan mereka adalah talbiyah, doa mereka adalah tahlil, langkah mereka adalah ibadah, kumpul mereka adalah shalat, safar mereka adalah hijrah menuju Tuhan mereka, sebagaimana tujuan mereka adalah menggapai ampunan dari Allah dan ridha-Nya, sehingga tampak dari mereka bak sekumpulan yang orang yang begitu kokoh dan komprehensif serta menakjubkan seakan seperti sebuah kerangka kerja yang konsisten walaupun mereka berbeda ras, bahasa dan bangsa.

Demikianlah gambaran umat Islam yang satu yang ditampilkan dalam perjalanan ibadah haji sebagai konferensi umat Islam tingkat tinggi dan Mulia ini.

Selamat untuk kalian wahai para tamu Allah…

Kabar gembira untuk kalian wahai para penyambut panggilan Al-Khalil; Ibrahim AS, abul anbiya dan Nabi kita Muhammad saw… karena itu Kami menyeru kalian untuk melemparkan berbagai sebab perpecahan, menghindar dari berbagai perselisihan, menolak berbagai usaha, benih atau hasutan, dan meletakkan semua bendera yang mengarah pada propaganda dan syiar selain pada tauhid dan talbiyah, dan kkhusyu’ dalam dzikir dan ketaatan, dan mengisi seluruh waktu (sibuk) untuk menjawab panggilan dan berdoa; Saya mengingatkan kalian untuk menjadikannya sebagai wirid untuk umat ini;

semoga Allah menghentikan darah yang mengalir pada tubuh umat..!!

Semoga Allah menolak berbagai fitnah…!!!

Semoga Allah memberikan kepadanya jalan kebenaran…!!!

Semoga Allah melindunginya dari berbagai tipu daya musuh, kebodohan orang bodoh dan dungu…!!!

Semoga Allah membebaskan mereka dari tangan-tangan kotor dan tidak bertanggungjawab, memerdekakan rumah-rumahnya dari agresi para penjajah…!!!

Semoga Allah menyatukan hati-hati mereka dalam kebaikan dan menolak berbagai kejahatan diantara mereka serta menjadikan mereka berada dalam satu tangan (bersatu) untuk melawan musuh-musuhnya…!!!

Semoga Allah menerima ibadah haji kalian, mengampuni dosa kalian dan dosa-dosa yang kalian mohonkan ampunan untuknya, melindungi kalian dari berbagai bala dan bencana serta fitnah, serta mengembalikan negeri dan bangsa kalian menjadi bagian yang diterima, dikabulkan dan diampuni serta menggapai kebahagiaan.

Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah.

Salawat dan salam atas Nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Baca Selengkapnya...

Wednesday, November 25, 2009

Syahadah (Mati Syahid) dan Tadhiyah (Berkorban) dalam Menghadapi Kerusakan dan Zionisme


Risalah DR. Muhammad Mahdi Akif
_________________________
Mursyid Am Ikhwanul Muslimin

Segala puji hanya milik Allah.. kita mohon Ampun kepada-Nya, dan memohon petunjuk dari-Nya, dan kita berlindung kepada-Nya dari segala kejahatan dan kekerdilan jiwa-jiwa kita dan keburukan perbuatan-perbuatan kita… barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka selamanya tidak akan tersesat dan barangsiapa yang disesatkan maka tidak ada petunjuk baginya.. kita sampaikan salawat dan salam kepada pemimpin kita Muahmmad saw, nabi yang membawa petunjuk dan terpecaya, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya … selanjutnya..

Bahwa setiap orang yang memiliki kesadaran akan selalu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan keadaan dunia secara seksama, sehingga dirinya mendapati berbagai fenomena ibtila (ujian) yang mengepung umat ini.. terkepung antara dijajah oleh sang perampas yang selalu mengambil kekayaan alamnya dan melanggar kehormatan serta membunuh anak-anak, dan diantara penguasa zhalim dan lalim, yang menguasai berbagai kekayaan dan potensi yang dimiliki umat guna melanggengkan singgasananya, sekalipun harus menggbunakan aparat keamanan dan mengabaikan stabilitas Negara, atau harus mengorbankan kehormatan rakyatnya dan bahkan kehidupan mereka dalam berbagai sisinya…

Hal ini Tidak jauh dari yang dialami oleh Pakistan, Afghanistan, Iraq, Palestina, Lebanon dan Mesir serta negeri lainnya yang merasakan ujian dan mendapatkan sesuatu yang diada-adakan oleh musuh dan bahkan oleh anak negeri sendiri, sebagai salah satu gambaran akan banyak ragam model yang digunakan di dalamnya..

Di Afghanistan, Iraq dan Palestina sedang mengalami penjajahan dan perampasan… yang sebenarnya juga merupakan jenis penjajahan yang dibentuk oleh adanya persekutuan syaitan antara Amerika dan zionis, dan dibelakangnya ada Barat yang tidak pernah lepas dari 3 hal; apakah ikut berkonspirasi dan menjadi pendukung proyek penjajahan, atau bermain bak pemeran seorang pengacara, atau dia sendiri syaitannya namun sebagai syaitan bisu!

Adapun pada sebagian Negara Arab dan Islam tidak jauh berbeda mengalami itu kecuali yang mendapat curahan rahmat dari Tuhannya; karena yang memusuhi dan memerangi adalah bagian lain dari pelaku… ia adalah pemerintah dan penguasa yang rusak dan keji…sehingga umat ini telah menjadi kelompok yang tercerai berai, dimulai dari negeri kita sendiri (Mesir) yang mengalami dan merasakan kezhaliman dan permusuhan terhadap rakyatnya… serta beberapa lembaga internasional yang rusak, merampas kekayaan alamnya untuk diberikan kepada sekelompok kecil dari pemiliknya, hingga pada rezim yang selalu melakukan penyerangan dengan menggunakan bom melalui pesawat perang, melindas tubuh mereka dengan mobil tank, mengusir seperti yang dilakukan oleh para penjajah dan bahkan dalam bentuk yang lebih banyak dan besar kekejian dan kenistaan pada era yang menjunjung tingga hak asasi manusia!!.

Ikhwan sekalian…

Selamanya tidak mungkin kita bisa memisahkan antara dua sisi mata uang, seperti halnya juga kezjlia karena kezhaliman bukan satu bagian dan bahaya adalah bagian lainnya; namun karena keduanya telah menjadi bagian dari persekutuan yang tidak baik (suci) antara pemerintah yang zhalim dan penjajahan yang tiran; karena kaduanya telah membuat agenda yang rinci dengan apa yang dapat dilakukan sebagai kerja sama yang jahat antara kedua belah pihak; pihak Zionis Amerika atau pihak pemerintah yang zhalim dan korup yang dilakukan oleh sebagian anak bangsa…

Karena itulah, ini menjadikan para generasi yang ikhlas dan menjaga jati diri serta sederhana sebagai target dari berbagai arah; diskriminasi, penangkapan dan penghentian sumber rezki, dan bahkan dengan cara pembunuhan seperti yang terjadi di lembah Afghanistan, Pakistan dan Yaman, baik yang dilakukan oleh pasukan bersenjata penjajah yang keji atau pasukan bersenjata Negara tersebut yang seharusnya memberikan pertahanan dan penjagaan terhadap negeri dan anak bangsanya!! Dan kekuatan barat telah berubah menjadi kekuatan yang mampu menundukkan umat Islam hingga pada target yang satu, antara kekuatan arogansi internasional dan kekuatan korup dan kezhaliman pemerintah internal.!!

Kejadian yang memilukan!!

Terjadi peristiwa yang memilukan yang tidak hanya membuat sedih dan miris hati saja terhadap apa yang terjadi pada umat yang pada suatu masa telah menjadi yang besar dan sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, bahkan telah membuat hati menjadi marah… marah terhadap apa yang terjadi akan berbagai tindakan kriminal dan kejahatan terhadap hak bangsa dan kekayaannya, dan dari keras kepalanya sebagian anak bangsa yang tetap ngotot melanjutkan politik yang tidak memberikan implikasi yang baik kecuali nestapa dan musibah…kita bisa ambil contoh apa yang terjadi di bumi Palestina…sangatlah aneh dan menakjubkan sekali bahwa sebagian umat –pemimpin dan rakyat- percaya bahwa entitas zionis dan Amerika memiliki kesungguhan dan itikad baik terhadap apa yang mereka dengungkan seperti proyek yang mereka namakan dengan “Proses perdamaian di Timur Tengah”!!

Dan bahkan yang lebih membuat terkejut, marah dan pautu diingkari adalah masih saja dari warga Arab dan umat Islam yang percaya dan bahkan sebagian lainnya terus menyampaikan dan menyebarkan isu disetiap harinya secara gamblang “sikap tidak ada keraguan akan niat yang sebenarnya dari Amerika dan zionis terhadap hak-hak kita dan negeri Palestina yang terjajah.

Bahwa pemerintah Amerika saat ini sedang membangun politik atas dasar memberi komentar dan janji saja terhadap Palestina yang rela memilih adanya perundingan dengan musuh, sehingga memberikan peluang kepada entitas zionis merampas bumi Palestina melakukan dengan bebas dan leluasa dan melakukan segala yang diinginkan, baik politik, dukungan, manipulasi dan kecurangan di negeri yang disucikan di seluruh dunia.

Akhir dari sikap dan politik ini adalah seperti yang diumumkan oleh menteri luar negari Amerika, Hillary Clinton dalam kunjungan terakirnya di lokasi (bumi Palestina); yang mana beliau hanyak mengulang dari kebijakan yang lalu dengan menegaskan bahwa pemerintah Amerika terkait dengan permasalahan pemukiman di Tepi Barat yang terjajah, dan bersikap dengan garang mengumumkan tidak ada syarat dan alasan untuk membekukan pemukiman di Tepi Barat yang terjajah, dan apa yang dibuat sendiri dengan sebutan “Perundingan Perdamaian”.

Bahwa tingkat keburukan dan kekotoran menteri luar negeri Amerikan telah mencapai puncaknyapada saat mengumumkan akan dukungannya yang penuh terhadap sikap perdana menteri entitas yang jahat dan keji serta teroris Benyamin Netanyahu; dengan mengatakan bahwa dirinya memiliki hak dari sisi sejarah terhadap sikapnya yang menolak untuk membekukan pelaksanaan perundingan dengan pemerintah Palestian dengan syarat dihentikannya pembangunan dan perluasan penjajahan di Tepi Barat!!

Dan bukan hal yang aneh jika seseorang mengatakan bahwa permasalahan Palestina menjadi saksi nyata akan adanya kemunduran yang pesat sejak Barrack Obama memangku jabatan presiden Amerika, secara angka dan realita apa yang terjadi di bumi Palestina seakan mengatakan bahwa masa pemerintahan Amerika saat ini yang baru berjalan beberapa bulan saja memberikan implikasi yang sangat buruk terhadap warga Palestina; yaitu adanya proses pengusiran besar-besaran dalam sejarah Al-Quds yang terjajah bagi warga Palestina dari rumah-rumah mereka, diiringi dengan kemunduran yang sempurna dalam sikap sampai pada hanya memberikan janji-janji kosong di lokasi tersebut dengan Negara Palestina.

Namun kondisi yang memilukan ini terdapat sisi yang cerah dari permasalahan, seakan sebagai salah satu dari sunnah Allah dan undang-undang Ilahi di muka bumi ini; pada saat terjadi secara nyata bahwa barang gadaian yang dijadikan jaminan oleh sebagian orang kepada Amerika menemui kegagalan, bahwa hal tersebut jika dari sisi Palestina atau yang lainnya terus berlangsung pada metode ini –perundingan yang mandul-, tidak akan terjadi kecuali akan menyingkap realita yang sebenarnya, apakah sebagai korban, pengekor atau diktator yagn kejam yang tidak menginginkan sesuatu kecuali terwujudnya kepentingan pribadi daripada kepentingan bangsa dan permasalahan yang mulia ini.

Sejarah perjalanan menggapai syahadah dan tadhiyah

Wahai umat Islam…

Jika kita lihat kembali arah sisi pandang secara menyeluruh, maka dalam kondisi seperti ini kita akan mendapatkan diri kita dituntut untuk menentukan sikap prioritas… prioritas ini telah dijelaskan dalam berbagai perkembangan yang menetapkan bahwa pasukan perlawanan akan terus berjuang hingga mendapatkan kemenangan atau syahadah di jalan memegang prinsip, agama dan nilai-nilai luhur, yang hingga saat ini menjadi pilihan yang bersih bahkan menjadi satu-satunya pilihan yang nyata dan real serta diterima untuk dilaksanakan dalam menghadapi apa yang terjadi.

Dan apa yang kami sampaikan disini wahai Ikhwan bukanlah hal yang baru dan dibuat-buat; namun umat ini telah menetapkan sepanjang sejarahnya menampakkan kemampuannya untuk berkorban dan menebus dengan jiwa di jalan Allah demi tegaknya agama dan nilai-nilai luhur yang diimaninya… menegaskan bahwa hal tersebut sangat banyak terjadi akan kemampuannya untuk meraih kebebasan dan kemerdekaannya…melakukan perlawanan menghadapi berbagai model penjajahan dan penindasan, sekalipun harus melakukan pengorbanan dan menghadapi berbagai rintangan.

Karena itu dari hulu sungai nil yang besar, Kafr Ad-dawar dan Al-Azhar Syarif merupakan lintasan sejarah hingga mencapai pada para pemilik keteguhan di Palestina dan penjaga kesucian baitul maqdis, melintasi Al-Jazair dengan revolusi kemerdekaannya yang penuh berkah, yang mampu menghadirkan lebih dari satu juta warga yang syahid, Iraq dengan revolusinya yang banyak dan berakhir dengan adanya penjajahan dan penindasan, begitu pula dengan perjuangan rakyat dan bangsa Mesir yang mampu memaksa pasukan Inggris untuk pergi dan hengkang sehingga mendapatkan apa yang kita dakwahkan kepadanya dan berusaha kita teguhkan; hal tersebut bukanlah sesuatu yang baru atau suatu kewajiban temporer belaka, namun sesungguhnya ia merupakan bagian dari akidah bagi setiap insan muslim, dan merupakan fitrah yang diciptakan oleh Allah atasnya, karena diantara ciri insan beriman adalah tidak ridha dengan kehinaan..

Allah berfirman:

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمْ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kalian merasa hina dan merasa sedih, karena kalian adalah lebih mulia jika kalian beriman”. (Ali Imran:139)

Dan diantara ciri insan muslim adalah membangun hidup yang penuh dengan izzah (kemuliaan) dan memiliki harga diri, jika tidak maka mati lebih baik, lebih mulia dan lebih berharga daripada hidup penuh dengan kehinaan dibawah api penjajahan atau berada diantara kotornya penindasan dan kerusakan, sebagaimana insan muslim yang benar adalah yang tidak rela terhadap berbagai tindak kezhaliman dan selalu mengajak pada keadilan dan hidup merdeka..

Bahkan Allah SWT menjadikan nilai kebebasan dan kemerdekaan bagian fitrah manusia itu sendiri. Allah berfirman:

أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Maka Apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?” (Al-Mulk:22)

Dan Allah berfirman dalam surat An-Nahl:

وَضَرَبَ اللهُ مَثَلاً رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ لا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّهُّ لا يَأْتِ بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِي هُوَ وَمَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan Dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja Dia disuruh oleh penanggungnya itu, Dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan Dia berada pula di atas jalan yang lurus?” (An-Nahl:76)

Dan sepanjang sejarah manusia bukan saja sejarah Arab Islam disebutkan bahwa para pejuang dan mujahidin di jalan agama, Negara dan nilai-nilai luhur mereka; mereka selalu dikenang dan diingat oleh bangsa, dan banyak lembaran-lembaran catatan dan nama-nama jalan dan kota menjadi saksi.

Bahwa kemerdekaan dan kehormatan kita tidak akan dapat diraih kecuali dengan melakukan perjuangan yang hakiki, memiliki harga yang besar pada setiap melintasi jalan menuju perbaikan dari berbagai kekuatan; baik dengan waktunya, tenaganya dan kebebasannya… dan tentu tidak akan tercapai pula perjuangan kemerdekaan melawan penjajah dan melawan pemerintah yang rusak dan penindas dengan menggunakan seluruh sarana negara.

Maka hendaklah seluruh umat menyadari bahwa ruh jadid harus terus berjalan dan bergelora di dalam jiwa

Untuk menanamkan cita dan harapan di bumi yang sedang berusaha membebaskan diri dari penjajahan dan penindasan dan membebaskan mereka dari putus asa.

Dan untuk memaparkan syariat al-izzah dalam menghadapi kehancuran dan kehinaan yang mengepung umat akibat pengaruh cerai berai, perpecahan dan pencurian…

Dan mampu untuk melakukan persiapan…Untuk menghadapi musuh penjajah dengan berbagai sarana sehingga mampu membuat gentar, menolak dan menahan dengan berbagai senjata pembebas yang dimiliki para pejuang…

Dan pada saatnya sang penindas dan pelaku kerusakan memiliki sarana untuk menolak dari tipu dayanya, Allah akan menghisabnya oleh karena kelalaiannya, mengingatkan akan usahanya yang telah memenjara warganya.

Dan persiapan kita dalam hal ini bukanlah suatu pembangkangan, bukan tindak kriminal dan permusuhan; karena kemerdekaan suatu Negara dari penjajahan dan penindasan dengan berbagai fenomenanya; tidak dapat tercapai kecuali dengan melakukan perjuangan yang dipandang oleh Ikhwanul Muslimin sebagai satu-satunya jalan untuk melakukan perbaikan dari berbagai penyimpangan yang terjadi, memompa seluruh potensi yang terkubur karena cuek, dan usahanya untuk mewujudkan cita-cita umat, dan tentu tidak akan celaka orang yang berjalan melakukan perjuagan sekalipun dengan susah payah karena setiap suatu kelahiran pasti ada rasa sakit namun dengan itu akan menghilangkan segala penyakit umat.

Karena itu, manakah yang lebih mulia menggapai syahadah dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah atau kita diuji dari berbagai tindak kejahatan, kerusakan dan penindasan sementara kita berusaha menghilangkan dari tubuh umat dan bangsa, dengan mengamalkan firman Allah:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ آوَوا وَنَصَرُوا أُوْلَئِكَ هُمْ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia”. (Al-Anfal:72)

Ya Allah berikanlah kepada umat ini kemuliaan yang memberikan petunjuk, sehingga didalamnya ada rasa bangga bagi mereka yang menginginkan kemerdekaan, kemuliaan, kebaikan, perjuangan, kesungguhan dan menghinakan di dalamnya bagi setiap orang yang melakukan penjajahan, penindasan, kerusakan, kejahatan, pencurian dan kezhaliman.

Dan akhir dari doa kami adalah bahwa segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam…

Dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

Baca Selengkapnya...

Template by - Abu Syamil