Wednesday, October 7, 2009

Eid Yang Dinantikan Umat; Saatnya Kemerdekaan Bagi Seluruh Negeri

Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 18-09-2009

Penerjemah:

Abu Ahmad

________

Ramadhan berlalu dengan cita-cita dan nestapa umat

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw, besrta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mendukungnya, selanjutnya…

Ramadhan kini telah berada dipenghujung, dan akan pergi sesuai dengan takdir ilahi, sungguh hal ini telah memberikan cita-cita nan agung dalam usaha melakukan perubahan dan perbaikan bagi jiwa, negeri dan anggota masyarakat, yang telah mampu diwujudkan oleh sebagiannya, dan banyak yang tersisa dari apa yang dicita-citakan oleh para mukhlisin dalam merealisasikannya. Demikianlah perjalanan usia, satu masa hilang hari demi hari, kelak setiap manusia akan melihat dirinya berada dihadapan Allah SWT, tidak ada dihadapanya seorang pendampingpun, dan melihat segala kehidupannya yang panjang tidak terasa lama kecuali hanya sebentar. Seperti firman Allah:

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلاَّ سَاعَةً مِّن نَّهَارٍ

“Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari”. (Al-Ahqaf:35)

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلاَّ عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا

“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari”. (An-Nazi’at:46)

Dan pada saat berlalu lembaran-lembaran hari pada bulan yang mulia, maka pada hakikatnya akan menjadi saksi bagi para mujahidin dan shabirin, sebagaimana akan menjadi saksi atas orang-orang yang curang dan zhalim, dan kelak akan dibuka lembaran-lembaran itu dihadapan Allah SWT; untuk menyingkap apa yang dilakukan oleh umat manusia di dalamnya berbagai kebaikan dan kejahatan, pada saat tidak ada manfaat di dalamnya penyesalan orang-orang yang menyesal, sebagaimana tidak ada gunanay syafaat orang-orang yang meminta syafaat.

Sungguh, bagaimanakah akibat orang-orang yang sama sekali tidak memperhatikan kemuliaan bulan yang mulia ini; yang menangkapi orang-orang yang tidak berdosa tanpa ada rasa menyesal dan bertobat, menghancurkan kegembiraan anak-anak dan keluarga mereka pada hari ied tanpa ada rasa kasih sayang, merampas harta mereka dengan cara yang batil, menjatuhkan vonis hukuman atas orang-orang tidak pernah melakukan kesalahan, menghancurkan pemerintahan yang dirampasnya secara batil dalam melakukan diskriminasi suatu umat, mengusir orang-orang yang berpuasa yang melakukan qiyam, melarang orang melakukan I’tikaf, melarang anak-anak untuk ikut mengusung jenazah orang tua mereka atau mengucapkan belasungkawa terhadap orang-orang yang meninggal, dan bahkan mereka berusaha mengusirnya dan menangkap orang-orang yang ikut serta mengusung jenazah di dalamnya? Semua itu terjadi pada saat orang-orang yang melakukan kerusakan –hingga pada saat bulan yang mulia ini- menyia-nyiakan akhlak umat, menghinakan eksistensi mereka dan berusaha menghancurkan nilai-nilai dan warisan peradabannya.

Jadilah rabbaniyyun bukan ramadhaniyyun

Wahai ikhwanul Muslimin…

Wahai umat Islam seluruhnya…

Pada saat yang mulia ini marilah kita merenung sejenak bersamaan dengan berakhirnya bulan yang mulia ini, kita berjanji kepada Allah untuk melanjutkan apa yang telah kita lakukan akan berbagai kebaikan dan ketaatan pada bulan ramadhan, tidak hanya menjadi hamba ramadhaniyyun; beribadah kepada Allah hanya pada bulan ramadhan saja, dan jika berlalu maka kita kembali pada kelalaian dan kesia-siaan, padahal Allah telah menjadikan bulan ramadhan sebagai kesempatan berharga untuk membiasakan umat akan kebaikan sehingga dapat terus berlanjut setelahnya, dan itulah buah dari puasa yang sebenarnya yang tampak pasca bulan ramadhan.

Nabi saw selalu mendawamkan –melestarikan- perbuatan baik,

ولما سُئِلَ صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: “أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Dan ketika ditanya kepadanya perbuatan apakah yang paling dicintai Allah? Maka beliau menjawab: perbuatan yang dilakukan secara kontinyu sekalipun sedikit”. (Bukhari).

أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَى اللهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ وَإِنْ قَلَّ

Dan nabi saw juga bersabda: “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara kontinyu sekalipun sedikit”. (Muslim)

Sebagaimana nabi juga mengajak untuk selalu melestarikan perbuatan terhadap apa yang menjadi kebiasaan baik seseorang tanpa menguranginya,

فقال صلى الله عليه وسلم لعبد الله بن عمرو رضي الله عنه: “يَا عَبْدَ اللهِ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

“Nabi saw berkata kepada Abdullah bin Amru: “Wahai Abdullah, janganlah kamu seperti Fulan, melakukan qiyam pada malam hari namun meninggalkannya pada malam lainnya”. (Bukhari)

Jika seseorang mampu menahan hal-hal yang hina… maka pada hakikatnya dia telah menjadikan seluruh bulannya bulan puasa.

Kita berada dalam pilihan pasca ramadhan, maka selayaknya bagi kita untuk mengurai lagi apa yang telah kita pintal, tidak menyia-nyiakan apa yang telah kita kerahkan segala tenaga dan kerja kita, tidak melanggar lagi terhadap janji kepada Allah yang telah kita ikatkan, dan Allah telah mengingatkan kita akan perilaku yang keliru ini. Allah SWT berfirman:

وَلاَ تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali”. (An-Nahl:92)

Karena itu, jadilah orang-orang yang rabbani bukan ramadhani belaka.

Selamat dengan hadirnya ied

Wahai ikhwanul Muslimin…

Wahai umat Islam seluruhnya…

Saat kita ditinggal oleh bulan kebajikan dan ketaatan, maka akan hadir dihadapan kita ied yang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai masa kegembiraan bagi umat Islam setelah mampu menyempurnakan nikmat dan indahnya puasa, menyempurnakan bilangan ramadhan, seperti yang difirmankan Allah SWT:

وَلِتُكْمِلُوا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. (Al-Baqarah:185)

Karena itu, segala puji hanya milik Allah yang telah menyempurnakan kenikmatan dan bilangan untuk kita semua, (kullu amin wal ummah Islam fi khairin) semoga sepanjang tahunnya umat Islam dalam keadaan baik, dan berharap kepada Allah SWT dengan menjadikan ied ini sebagai kembalinya umat pada kemuliaan, kemenangan dan kejayaan, dan atas kemanusiaan yang lemah pada hidayah dan taufiq.

عِيدَ الْهَنَاءَ فَكُنْ عَلَيْنا نِعمَةً وَمِنَ الْكَرِيمِ فَجِئْنَا بِالإمْدَادِ

وَاِحْمِلْ إِِلَى الأَحْبَابِ صَفوَ تَحِيَّتِي مَشْفُوعَةً بِمَحَبَّتي وَوِدَادِي

Ied telah tiba maka jadikanlah sebagai kenikmatan…sambil berharap kepada yang Maha Mulia untuk menghidupkan kami pada kemuliaan..

Bawalah kepada para kekasih kemurniaan tahiyah ini… berharap syafaat dari yang dikasihi dan disayangi

Karena itu, selayaknya bagi kita pada kesempatan yang mulia ini untuk menyampaikan kepada ikhwan kita, tetangga kita dan kerabat kita untuk membentangkan tangan untuk saling bersalaman, membuka lisan kita dengan ucapan-ucapan yang baik, dan membuka hati-hati kita dengan cinta dan ketulusan yang bersih dari rasa dengki, iri, sinis dan benci…

Inilah inti ied dalam Islam, meraih kebahagiaan karena karunia Allah, menyambung silaturrahim kepada kerabat dan umat manusia, memperkokoh sendi-sendi kasih sayang, memberikan kebahagiaan bagi orang yang sedang mengalami duka, dan keceriaan orang-orang yang bersedih, dan kemudahan bagi orang yang dalam kesulitan, dan menjadikan kegembiraan ied sebagai kegembiraan yang menyeluruh bagi seluruh umat.

Kapankah terwujud ied yang hakiki?

Hal tersebut terjadi pada saat ied kita sesuai dengan syariat Allah dan syiar-syiar-Nya; mengikuti perintah Allah, berharap ganjaran dari sisi-Nya dan menghidupkan syiar-syiar-Nya.

Namun kapan hal tersebut dapat diwujudkan?

• Ied kita yang sebenarnya adalah pada saat dakwah kita unggul, negeri kita dapat bangkit, kalimat (agama) Allah kembali tegak di muka bumi, kezhaliman sirna, kenestapaan yang menyelimuti umat ini hilang, dan kembalinya umat ini menjadi pemimpin umat manusia seluruhnya, dan pada saat itulah orang-orang beriman bergembira dengan kemenangan dari Allah.

• Ied kita yang sebenarnya adalah pada saat umat Islam dapat kembali bangkit dari keterpurukannya, dan Allah memperkokoh kekuatannya dan kedigdayaannya yang telah sirna, hilang darinya penindasan yang telah membebani punuknya dan membuatnya mundur, serta mampu mengungguli kompetisi umat di medan peradaban yang luas.

• Ied kita yang sebenarnya adalah pada saat orang-orang di zhalimi dan berada di balik jeruji besi karena kezhaliman dan tindakan keji tanpa ada vonis yang adil dan tanpa ada kesalahan sedikitpun yang dilakukan kecuali karena mengatakan Tuhan kami adalah Allah, hanya karena menginginkan kemuliaan umat ini kembali, kejayaan agamanya, dan berkhidmah untuk negeri dan keluarga serta masyarakatnya bergembira, namun disikapi buruk oleh orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi dan tidak ingin melakukan kebaikan, sehingga terhalang antara mereka dan tugas risalah yang harus mereka tunaikan, menghalangi usaha dan kerja keras serta kontribusi mereka, menghalangi mereka mendapatkan hak-hak mereka, hanya karena ingin membungkam suara mereka atau menghalangi mereka untuk berpartisipasi dalam membangun negeri mereka, pada saat orang-orang yang dizhalimi dan seluruh keluarga mereka bergembira, maka itulah ied kita yang sebenarnya.

• Ied kita yang sebenarnya adalah pada saat bumi Palestina yang penuh berkah dan bumi para anbiya merdeka, masjid Al-Aqsha yang sedang tertawan merdeka, sementara ribuan tawanan dan pahlawan dapat kembali ke rumah-rumah mereka dan keluarga mereka, dan berdiri Negara Palestina secara indpenden yang beribukota Al-Quds As-Syarif diatas bumi Palestina yang suci.

• Ied kita yang sebenarnya adalah pada saat negeri-negeri kita kembali merdeka dengan kemerdekaan yang sebenarnya bukan kemerdekaan semu dari tangan-tangan dan kekuasaan penjajah asing, dalam bentuk apapaun, jenis apapun dan jargon apapun, dan pada saat agama umat ini kembali ketangannya, segala keputusannya bersumber dari kehendaknya bukan mengekor dari orang lain, mewujudkan kepentingannya, dan pada saat berbagai perjanjian yang hina dan memalukan dan yang telah mengekang serta memecah belah umat hilang dan terselesaikan tanpa basa-basi.

• Ied kita yang sebenarnya adalah pada saat aliran darah dari tubuh umat ini berhenti, dan pada saat berubah kondisi yang memilukan umat oleh karena perang saudara hingga perang melawan musuh umat dan para pendengkinya berubah dan berakhir, dan pada saat umat ini mampu mewujudkan persatuan yang menyeluruh.

Wahai umat Islam…

Wahai para politisi, cendekiawan dan agamis umat Islam, marilah kita bersatu dalam satu kata, bersama-sama menetapkan kebebasan dan hak-hak legalnya, insaniyah dan negeri, memerangi penyiksaan dan penindasan yang mengakibatkan kerusakan kekuatan umat Islam, bekerja sama untuk membersihkan hegemoni asing dan tunduk terhadap dikte-diktenya, karena musuh-musuh kita tidak akan rela adanya kebaikan di tubuh kita, meminta kerelaan musuh tidak akan mewujudkan kebaikan untuk kita kecuali kerugian yang nyata:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ . بَلِ اللَّهُ مَوْلاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah Sebaik-baik penolong”. (Ali Imran:149-150)..

Jadilah orang-orang yang yakin akan kemenangan Allah untuk agama-Nya dan dakwah-Nya, jika umat bergerak pada arah yang benar.

Ucapan khusus

Pada suasana yang pahit ini, kita berharap kepada Allah untuk mengubahnya pada kondisi yang terbaik.. ikhwanul Muslimin menyampaikan dengan penuh ketulusan ucapan selamat kepada seluruh umat Islam, dan ucapan khusus kepada:

• Untuk Ikhwan kita, para pahlawan yang sedang menghadapi kezhaliman hingga berada di jeruji besi setelah dijatuhi vonis hukuman sandiwara dan main-main, saya sampaikan kepada mereka: bersabarlah, bersabarlah karena bersama kesulitan pasti ada kemudahan, tanamkanlah ketsiqahan bahwa Allah tidak akan lalai dan meyia-nyiakan amal kalian dan usaha kalian.. Allah berfirman:

وَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأَبْصَارُ

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak” (Ibrahim:42)

• Untuk Ikhwan kita yang ditangkap, dan kembali ditangkap tanpa alasan yang benar setelah seharusnya mereka bebas dari vonis hukuman yang normal, menegaskan akan peluang mereka dari berbagai perbuatan yang mungkin dianggap criminal, dan kami sampaikan kepada mereka: Bersabarlah karena usia kezhaliman adalah pendek, jangan sampai ada diantara yang lupa bahwa Allah tidak lalai terhadap orang-orang yang zhalim, sebagaimana Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِى لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ”، ثُمَّ قَرَأَ صلى الله عليه وسلم ﴿وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهْىَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ

“Sesungguhnya Allah pasti mengetahui orang yang zhalim, sehingga saat Allah akan menyiksanya maka tidak akan luput darinya”. Kemudian Rasulullah saw membaca ayat: “Dan Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras”. (Huud:102) (Muttafaq alaih)

• Untuk Ikhwan kami, para pahlawan yang sedang tertawan di balik jeruji besi penjajah Zionis sang aggressor, para mujahidin diatas bumi Palestina yang suci, kami sampaikan kepada mereka: “Bersabarlah, karena kemenangan sudah dekat”. Allah SWT berfirman:

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آَمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ

“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat) (Al-Mu’min:51)

• Untuk Ikhwan kita, para mujahidin dengan menggunakan lisan, tangan dan harta mereka di medan perjuangan umat Islam, kami sampaikan kepada mereka: “Bersabarlah, karena janji Allah akan kemenangan al-haq akan datang, tidak diragukan di dalamnya”. Allah SWT berfirman:

فَانْتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (Ar-Ruum:47)

Dan saya memohon kepada Allah yang Maha Agung agar menerima puasa, qiyam dan amal shalih kita, dan menggerakkan umat kita taufi1 dan hidayah dari segala urusannya..

Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah.

Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, besrta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

0 comments:

Post a Comment

Template by - Abu Syamil