Friday, October 30, 2009

Haji… Kesempatan Memperbaharui Keimanan dan Simbol Persatuan Kaum Muslimin

Oleh: DR. Muhammad Mahdi Akif

Allah SWT berfirman: “Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Aku Telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur”.

Bismillah wal hamdulillah wassholatu wassalam ala Rasulillah SAW, selanjutnya…

Ibadah Haji merupakan rukun kelima dari rukun Islam yang lima, merupakan ibadah yang menuntut dari manusia hati, jasad, dan hartanya untuk dikeluarkan, diawali dengan niat ikhlas karena Allah, disertai dengan melepas diri dari pakaian yang berjahit dan perhiasan dan kemegahan dan berakhir dengan thawaf di Baitullah Al-Haram.

Dari ibadah haji memberikan bekal yang dapat membersihkan hati, merubah jiwa-jiwa, memperkokoh azam, memperkuat potensi, menyatukan shaf dalam menghadapi berbagai mArabahaya yang mengancam dan dari musuh-musuh yang senantiasa melakukan kesempatan terhadap sesama mereka untuk melumpuhkan umat Islam, menjajah bumi Islam, menguasai dan merampas tempat-tempat suci, contoh yang terdekat adalah muktamar “Annapolis”!!

Di Antara Rahasia Ibadah Haji…

Setiap kegiatan dari ibadah memiliki rahasia yang selalu menyertainya, yang harus difahami dengan cermat. Makna ihram dan talbiyah adalah tajarrud (totalitas) jiwa dari hawa nafsu dan syahwat, menghadapkan seluruh perbuatan hanya kepada Allah, bersegera melakukan ketaatan dan perintah hanya untuk Allah; sehingga mendapatkan ridho dari-Nya dan berharap akan surga-Nya.

Ibadah thawaf adalah merupakan perputaran hati di tempat yang disucikan Allah bersatu antara pencari cinta dan yang dicinta, Dzat yang telah menganugerahkan kenikmatan, sungguh sangatlah hina menyadari kenikmatan yang telah diberikan namun tidak memahami ayat-ayat-Nya. Sa’i adalah pergi balik dari dua tempat yang diberikan rahmat; memohon ampunan dan keridhoan. Wukuf di Arafah adalah usaha yang tiada henti untuk tunduk dengan hati yang penuh rasa takut, lisan yang sibuk dengan do’a, harapan yang tulus dihadapan Dzat yang Maha kasih. Melontar jumroh merupakan simbol celaan dan penghinaan terhadap segala bentuk kejahatan dan kekerdilan jiwa, simbol nyata akan kejujuran azimah dalam menolak hawa yang merusak terhadap individu dan sosial. Menyembelih hewan qurban – sebagai penutup dalam jenjang peningkatan menuju tempat yang bersih dan jernih – kecuali tumpahnya darah kehinaan di tangan yang keras persendiannya dalam membangun kemuliaan, dan simbol pengorbanan dan penebusan jiwa di hadapan tentara Allah yang suci dan mulia.

Dalam ibadah haji ada sarana untuk takhaliyah (pembersihan), tahaliyah (penghiasan) dan zad (pembekalan).

Jika selesai melaksanakan ibadah haji kemudian kembali ke negerinya dengan aman dan selamat, mampu menempatkan dirinya dan umatnya menuju jalan hidayah dan petunjuk, seperti yang telah disebutkan Al-Quran petunjuk kepada orang-orang yang beriman akan misi yang mulia ini, Allah berfirman: “Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji” (Al-Baqoroh: 197), ini adalah sisi pembersihan dan pensucian diri dari kotoran dan dosa, dan berpecah belah dari jama’ah.

Adapun sisi penghiasan diri berupa akhlak yang dapat membersihkan dan mensucikan hati dan jiwa, dapat dilihat dari firman Allah: “Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (Al-Baqoroh: 197)

Dan dengan kebersihan jiwa dan hati menjadi bekal terbaik; yaitu takwa yang muncul dari jiwa seorang muslim sehingga dapat merubah segala sesuatu dalam hidupnya, memberikan pengaruh terhadap orang yang ada disekitarnya. Allah berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Al-Hajj: 32)

Arafat… Fenomena Persatuan Umat Islam

Sesungguhnya umat Islam adalah umat yang satu, dan dalam Arafat tampak persatuan tersebut; karena saat itu kaum muslimin dari seluruh benua, walaupun berbeda jenis, warna, bahasa dan tingkatan; mengumandangkan dengan khusyu dan tunduk: “Labbaikallahumma Labbaik” (Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, Aku Penuhi panggilan-Mu”).

Persatuan ini mengharuskan kaum muslimin bersatu terhadap sesama mereka dan dengan yang lainnya dalam senang dan susah, lapang dan sempit, berperan dalam melakukan perbaikan, bekerjasama dalam menghilangkan penyakit dan penghambat jika berada pada seseorang dari mereka, berbuat untuk menolak musuh jika bertemu dengan sebagian dari kaum muslimin, memberikan – dengan jiwa yang bersih – untuk berbagi manfaat dan kebaikan antar sesama, sehingga memberikan kebahagiaan kepada umat Islam yang menderita akibat musibah, atau gempa atau kelaparan, serta terwujud kasih sayang, saling cinta dan berlemah lembut seperti sabda nabi SAW:

“تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى”

“Anda melihat orang-orang beriman dalam berkasih sayang, saling cinta dan saling lemah lembut ibarat satu tubuh; jika bagian tubuh sakit maka bagian tubuh yang lainnya akan ikut terasa sakit dan demam”. (HR. Bukhari)

Karena itu pemerintahan, undang-undang, dan bangsa Arab, serta umat Islam berusaha untuk menghilangkan kepungan kedzaliman terhadap saudara kita di Palestina, sekalipun membuat Amerika atau zionis murka, karena ridha Allah lebih utama dan lebih mulia.

Haji… Muktamar Islam Internasional

Sungguh menakjubkan terhadap realita yang memilukan ini, kita banyak menyaksikan akan muktamar yang dihadiri oleh pemimpin Amerika dan zionis dan dilakukan di tempat mereka; untuk menyelesaikan apa yang tersisa dari Palestina, di samping itu mereka menghantam dengan kekerasan tangan mereka bagi siapa saja yang berbicara akan pentingnya kekuatan Islam dan penting iman yang mengajak untuk berjihad di jalan Allah; mengembalikan bumi yang terampas, membersihkan tempat suci dari najis zionis internasional, berdiri tegak di hadapan Amerika yang kejam, kekuatan yang dzalim yang selalu menggunakan senjata mutakhir untuk menghancurkan, membumihanguskan dan melanggar HAM.!!

Semua ini mewajibkan kaum muslimin memiliki sikap di hadapan peserta pada pertemuan yang umum dan menyeluruh, menentukan sikap mereka dari seluruh yang terjadi di sekitar mereka, guna menyaksikan manfaat yang dapat melindungi mereka dan dunia dari kejahatan dan kekejaman Amerika dan Zionis, yang selalu menyebarkan ketakutan dan kecemasan, menghancurkan ketenangan dan kedamaian.

Memperhatikan Urusan Kaum Muslimin Adalah Wajib

Sesungguhnya memperhatikan urusan kaum muslimin adalah kewajiban kita semua, dan ibadah haji merupakan muktamar umum untuk mencari penyelesaian permasalahan kaum muslimin dari setiap tempat;

مَنْ لَمْ يَهْتَمْ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin maka bukan bagian dari mereka”; hakikatnya adalah dalam ibadah berkumpulnya para ilmuwan dan cendekiawan, ahli tarbiyah dan tsaqofah, para negarawan dan pejabat, ahli ekonomi dan bisnisman, pemuka agama dan syariat, ahli perang dan jihad… mereka bertemu dan berkumpul dalam satu tempat yaitu kota Mekkah dan bersatu dalam mengumandangkan kalimat Allah, di sekitar baitullah, – sehingga diharapkan – mereka saling mengenal, saling bermusyawarah, dan saling tolong menolong, kemudian saat kembali ke negeri mereka masing-masing menjadi umat yang satu; satu hati, satu jiwa, dan satu perasaan.

Menakjubkan para utusan Arab yang melakukan kesepakatan bersama musuh, namun kita tidak mendapatkan dari umat mengambil kesempatan yang berharga dari muktamar haji internasional; untuk mengajak para pejabat Arab dan kaum muslimin, dan seluruh umat manusia; mengumandangkan satu kalimat yang di dalamnya terdapat kekuatan orang beriman: “Palestina, seluruh rakyat Palestina, Negara Arab dan umat Islam, adalah milik seluruh umat Islam bukan milik perorangan dan tidak boleh diserahkan kepada siapapun walaupun hanya sejengkal.”

Bersamaan dengan mengislamkan daulah Palestina, kaum muslimin bertanggungjwab atas kesucian selain kaum muslimin dari Nasrani dan Yahudi, pelindungan dari orang yang hidup di bumi tersebut dari penduduk asli, sejarah kita menjadi saksi, adapun agresor dan perampas yang keluar dari persembunyian setelah hidup di barat dengan penuh kerusakan, tidak ada tempat untuk mereka atas bumi Palestina.

Bahwa jihad yang suci di jalan Allah adalah salah satu cara mengembalikan hak-hak kita, Rasulullah SAW menghubungkan antara haji dan jihad,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ فَقَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ

“Imam Bukhari ra berkata: ditanya Rasulullah SAW: perbuatan apakah yang paling utama? Nabi menjawab: Iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dikatakan lagi: kemudian apa? beliau menjawab: Jihad di Jalan Allah. Kemudian apa lagi? beliau menjawab: Haji yang mabrur”. (HR. Bukhari).

Tidak ada jalan bagi kita selain jihad yang telah disyariatkan oleh agama kita, melawan penjajahan yang merupakan hak bagi bangsa dalam setiap undang-undang dan pemerintahan; setelah kita muak dan bosan terhadap muktamar-muktamar yang dilaksanakan berpuluh-puluh tahun lamanya, setelah rezim internasional telah melemah selama setengah abad seperti lembaga-lembaga internasional dan nasional, yang mana mereka tidak mau bergerak kecuali hanya untuk kemaslahatan zionis dan selalu mendukung setiap tindakan penyerangan dan kejahatan terhadap umat Islam, menyembelih manusia apa yang diinginkan, mengambil apa yang diinginkan, membuat syarat-syarat pada apa yang mereka suka, sementara kaum muslimin dipaksa untuk menerima dan menyerah tanpa boleh membantah!!

Marilah Kita Bersatu dan Saling Tolong-Menolong

Dalam muktamar tahunan ini, seruan untuk seluruh kaum muslimin untuk melakukan persatuan dan pendekatan, menghindar dari perpecahan, saling mendukung dan menjauh dari saling mencela dan menghina, menikmati kekuatan dan perlawanan yang dimiliki oleh Islam; bahwa setiap muslim – di bumi mana saja mereka berada – memiliki hubungan dan ikatan dengan satu milyar kaum muslimin lainnya, bergerak untuknya, menggunakan kekuatan diri yang menyatu dalam jiwa untuk menghilangkan kedzaliman dan keterkukungan darinya.

Menjaga Darah, Harta dan Kehormatan

Setiap muslim hendaknya berhati-hati dari tipuan syaitan yang selalu ingin menumpahkan darah saudaranya sendiri, atau menghalalkan kehormatan, menghalalkan harta dangan apa yang ditemukan dari syubhat dan ucapan yang menipu; untuk mengeluarkan dan mensamarkan agama mereka. Dan hendaknya setiap muslim mendengar begitupun seluruh umat manusia menyimak sabda Rasulullah SAW pada saat haji akbar, beliau menyampaikan pokok-pokok undang-undang secara umum untuk menjaga harta, darah dan kehormatan:

فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا إِلَى يَوْمِ تَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ قَالُوا نَعَمْ قَالَ اللَّهُمَّ اشْهَدْ فَلْيُبَلِّغْ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ فَلَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ

“Sesungguhnya darah, harta kalian adalah haram seperti haramnya kalian pada hari ini, pada bulan ini, di bumi kalian ini hingga kalian berjumpa dengan Allah, apakah saya telah menyampaikan?? Mereka menjawab: ya. Beliau berkata: Ya Allah saksikanlah, maka hendaknya yang hadir pada saat ini menyampaikan kepada yang tidak hadir, betapa banyak yang orang yang mampu menyampaikan lebih mengetahui dari orang yang mendengar, janganlah kalian setelah saya menjadi kafir; di antara kalian saling memukul kehormatan yang lainnya”.

Salawat dan salam atas nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat semua, dan segala puji hanya milik Allah tuhan semesta alam.

Sumber : http://www.al-ikhwan.net

0 comments:

Post a Comment

Template by - Abu Syamil