Friday, October 9, 2009

Komitmen Seorang Muslim Pada Sisi Keyakinan Akan Masa Depan Islam

oleh: Abu Ahmad


Wajib Meyakini Bahwa Masa Depan Adalah Untuk Islam

Keimanan seorang muslim dengan Islam sepatutnya sampai ke peringkat meyakini bahwa masa depan hanyalah milik Islam. Justeru itu Islamlah yang paling ampuh dan mampu untuk menyusun urusan hidup dan memimpin manusia. Agama Islam adalah satu-satunya manhaj atau cara hidup yang selaras dengan kehendak fitrah manusia. Ia dapat mengimbangkan tuntutan lahiriah dan rohaniah insan.

Allah berfirman:

أَلا يَعَْلمُ مَنْ خََلقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

“Tidakkah Allah yang menciptakan sekalian makhluk itu mengetahui (segala-galanya)? Sedang Dia Maha Halus urusan Pentadbiran-Nya, lagi Maha Mendalam Pengetahuan-Nya! (Al-Mulk: 14).

A. Manhaj Islam Bersifat Rabbani.

Manhaj Islam yang bersifat Rabbani merupakan satu corak dari ciri kemuliaan Islam dalam mengatasi sistem dan cara hidup ciptaan manusia. Ia mampu bertahan dan kekal dalam memberikan saham kebaikannya di setiap zaman, tempat dan peringkat.

B. Manhaj Islam Bersifat Universal

Manhaj Islam yang bersifat universal yang mencakup pada insaniyah dan ciri “infitah” (bersifat terbuka) serta daya untuk menanggung kemungkinan-kemungkinannya. Ciri “infitah” ini mengatasi pertimbangan kedaerahan, perkauman, kebangsaan dan sebagainya. Cara ini sebenarnya adalah bagian dari “Sibghah Rabbaniyah” itu sendiri.

C. Manhaj Islam Bersifat fleksibel (Murunah)

Fleksibilitas manhaj hidup Islam memberikannya daya untuk menghadapi aneka permasalahan hidup yang datang silih berganti dan “Sibghah” atau cara ini memberikan Islam kemampuan untuk berijtihad untuk menyimpulkan hukum terhadap hal-hal yang tidak ada nash, baik a melalui qias atau maslahah mursalah, Istihsan dan sebagainya.

D. Manhaj Islam Bersifat Syumul atau Menyeluruh.

Ciri manhaj Islam yang menyeluruh membedakannya dengan berbegai manhaj atau sistem hidup duniawi yang mempunyai dimensi yang terbatas. Manhaj Islam adalah manhaj ciptaan Yang Maha Mengetahui segala masalah manusia, baik atau buruknya. Ia Maha Mengetahui apa yang membahagiakan dan apa yang mencelakakan manusia. karena itu, hanya Islam sajalah yang mampu memenuhi kebutuhan manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok, baik dalam urusan pimpinan maupun perundangan, baik dalam urusan dalam negeri
maupun luar negeri.

Allah SWT berfirman:

صِبْغََة اللَّهِ وَمَنْ أحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغًَة وَنَحْنُ لهُ عَابِدُو ن

“Celupan Allah (yang mencorakkan seluruh kehidupan kami dengan corak Islam) dan siapakah yang lebih baik celupannya daripada Allah? dan kepadaNyalah kami beribadah. (Al-Baqarah : 138).

E. Kegagalan Sistem-sistem Ciptaan Manusia.

Kemudian seorang muslim harus mengetahui tentang seluk-beluk akan kegagalan yang dialami oleh sistem hidup ciptaan manusia, baik di timur maupun di barat. baik yang berfaham kapitalisme, demokrasi, liberal, sosialisme atau komunisme. Tidak syak lagi ini adalah karena keterbatasannya, kelemahannya, sifat kesementaraannya dan
karena ia merupakan ciptaan manusia.

E.1 Kegagalan Sistem Sosial.

Dalam sistem sosial sebagai sistem yang disebut dengan sistem kanan atau kirinya ternyata gagal untuk memberikan kebahagiaan, keharmonisan dan kestabilan. Malah terlalu banyak malapetaka yang ditanggung oleh
manusia hasil dari sistem-sistem ini. Ternyata ikatan kekeluargaan semakin terburai. Kasih-sayang semakin pudar, akhlaq semakin luntur dan runtuh. Nilai-nilai keutamaan dan keluhuran sudah kehilangan harga. Ketegangan dan permusuhan mengambil tempat kedamaian dan ketenangan. Semangat egoistik dan mementingkan diri mengalahkan semangat kerjasama dan mengutamakan orang lain.

E2. Kegagalan Sistem Ekonomi.

Dalam bidang Ekonomi, kapitalisme dan sosialisme ternyata gagal dalam mewujudkan (syura impiannya) atau masyarakat serba adil sebagaimana yang mereka dengungkan. Dari sistem ini tercetuslah bermacam-macam krisis dan permasalahan hidup. Lahir pertarungan kasta, kezhaliman sosial, eksploitasi kepartaian, monopoli, kemiskinan, pengangguran dan seribu satu macam masalah lagi.

E.3 Kegagalan Sistem Politik.

Pada sisi politik sistem-sistem ala ketentaraan, Demokrasi, Republik, kerajaan ataupun bukan kerajaan, bertanggungjawab melahirkan, merangsang serta membiarkan penyelewengan serta kebejatan di setiap peringkat jabatan. Penyalahgunaan kekuasaan, sikap pilih kasih, rasuah, merasa besar diri dengan
kekuasaan, di samping bencana fitnah, pembunuhan, penggulingan kekuasaan yang silih berganti, pemberontakan, penyingkiran serta bunuh diri (assasination) hampir-hampir menjadi kelaziman sistem-sistem tersebut.

E.4 Kegagalan Sistem Ketentaraan.

Dalam bidang ketentaraan, sistem-sistem ini (banyak menanggung dosa) mengabaikan nasib masyarakat dan negara Islam yang lemah seperti persoalan Kashmir, Eriteria, minoritas Islam di Filipina, persoalan Palestina
dan sebagainya. Yang lebih parah dari itu ada pula negara-negara Arab yang menjadikan krisis tersebut sebagai daun dalam permainan politiknya untuk menggadaikan atau mempergunakannya sebagai isu dan untukn menjamin kekuasaan mereka agar bertahan lama. Sistem ini juga bertanggungjawab terhadap pengabaian da membina kekuatan fisik dan jiwa umat yang membenarkan mereka menghadapi penjajahan dan mengusir Israel dari bumi Palestine.

0 comments:

Post a Comment

Template by - Abu Syamil