Wednesday, October 7, 2009

Tahanan Wanita Palestina: “Kami Tak Akan Pernah Jera Melawan Israel

KNRP – Tahanan wanita Palestina yang pada Jum’at (2/10) lalu dibebaskan itu terlihat sumringah. Tak satu kata pun rasa penyelasan meluncur dari apa yang telah mereka tanggung akibat dari melawan Israel sehingga mereka dijebloskan ke penjara. “Perlawanan itu yang menyebabkan kami masuk penjara. Tapi juga perlawanan itu juga yang telah memaksa penjajah untuk membebaskan kami,” ujar mereka seperti dikutip Aljazeera, Sabtu (3/10).

Salah seorang tahanan wanita itu, Lanan Abu Gulmah, yang sudah menghabiskan 5 tahun di balik jeruji, saat ditanyai apakah menyesal telah melawan Israel, ia menjawab, “Selamanya tidak akan dan tak akan pernah jera. Kami bangsa Palestina tidak ada jalan lagi kecuali perlawanan,” ujar dia menegaskan.

Lana sendiri ditangkap di pos pemeriksaan Israel di selatan Nablus, Tepi Barat, pada September 2004 lalu karena ia dicurigai akan meledakkan diri sebagai aksi balasan atas penangkapan suaminya yang juga seorang akfitis Front Kebangsaan, Amjad Malitat.

Dikatakan Lana bahwa dirinya mengalami penyiksaan selama 20 hari berturut-turut sehingga dirinya tidak bisa tidur dan beristirahat. Namun siksaan itu malah membuatnya semakin mencintai tanah air dan masalah Palestina.

Tahanan lainnya, Hayam Bayed dari Ramallah yang ditahan lebih dari 35 bulan atas tuduhan keterlibatannya dengan Jihad Islam, menegaskan bahwa perlawanan merupakan pilihan, khususnya dalam masalah pembebasan tahanan Palestina yang jumlahnya 8.500 orang.

Sementara Menteri Urusan Tahanan Palestina Isa Qaraqa’ mengungkapkan optimimismenya ihwal masa depan pertukaran tahanan dengan penjajah Israel. Qaraqa’ seorang pejabat yang berada di bawah Otoritas Palestina itu merasa gembira atas adanya pembebasan 20 tahanan wanita Palestina, meski yang berada di balik pembebasan itu Hamas. Ia menegaskan, masalah tahanan adalah masalah bersama bangsa Palestina, bukan masalah yang terbatas pada faksi tertentu.

Tanggapan lainnya lagi dari anggota parlemen Palestina, Khaled Jarrar, yang berpendapat bahwa yang terjadi pada Jum’at lalu itu bukan pertukaran yang sesungguhnya, melainkan sebuah langkah permulaan yang berhasil memangkas syarat-syarat yang diajukan Israel, khususnya terkait tahanan yang mendapatkan vonis berat.

Lebih jauh Jarrar meminta faksi-faksi pejuang untuk berpegang teguh dengan syarat-syarat yang diajukannya serta jangan membedakan tahanan berdasarkan asal faksi atau daerah asalnya.(milyas/aljzr)

sumber : http://knrp.or.id

0 comments:

Post a Comment

Template by - Abu Syamil