Thursday, December 24, 2009

Hijrah dan Pilar-Pilar Kebangkitan Umat


Oleh : DR. Muhammad Mahdi Akif
Mursyid 'Am Ikhwanul Muslimin

Segala puji bagi Allah, salawat dan salam kepada sebaik-baik ciptaan Allah pemimpin dan teladan seluruh umat manusia, Nabi Muhammad saw dan keluarganya serta para sahabatnya semuanya, setelah itu;

Kita sedang memperingati perjalanan hijrah Nabi saw yang penuh berkah, dan saat ini kita sedang berada dibawah naungannya yang setiap tahunnya selalu kita peringatkan; hal ini menegaskan bahwa hijrah merupakan inspirasi yang tiada habis-habisnya, bekal yang tidak akan pernah berhenti memberikan pelajaran dan ibrah yang selalu kita cari dan kita butuhkan, apalagi pada saat ini kita hidup dalam realita yang penuh dengan kenistaan, terutama yang dialami oleh umat karena kelemahan dan keterbelakangan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa hijrah merupaka titik tolak dan merupakan perubahan besar bagi lahirnya negara Islam dan kebangkitannya; karena itu pada saat kita memperingatinya kita dapat menjadikannya sebagai prinsip-prinsip utama dan poros yang sangat penting sebagaimana yang telah diajarkan oleh Al- Mustafa saw dan dapat dijadikan panduan bagi kehidupan kita semua, dan hijrah juga dapat dijadikan sebagai titik tolak terbesar bagi umat Islam dalam rangka menuju kebangkitan dari keterpurukan yang sedang diderita umat saat ini, karena degnan poros dan prinsip-prinsip itulah mampu membina dan membimbing generasi awal dari para sahabat sebelumnya sehingga mampu meletakkan diatasnya dasar-dasar negara Islam pertama, dan mereka telah memberikan dampak besar pada pembangunan peradaban Islam selama berabad-abad.

Jika kita ingin melakukan kebangkitan yang sebenarnya untuk umat Islam ini, dan mengembalikan kemuliaannya serta posisinya sebagai pemimpin ditengah umat lainnya; maka kita harus banyak mengambil pelajaran dari perjalanan hijrah dan apa yang terdapat di dalamnya dari berbagai prinsip dan langkah-langkahnya, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajari prinsip-prinsip ini baik untuk diri sendiri dan realitas kehidupan kita, dan diantara inti dari prinsip-prinsip tersebut adalah:

• Ikhlas yang sempurna kepada Allah,

• Tajarrud yang penuh kepada Allah,

• Merasakan adanya ma’iyyatullah,

• Menjalin hubungan baik dengan Allah,

• Memiliki rasa percaya diri dan yakin akan kemenangan bagi tantara Allah,

• Memliki keinginan yang kuat dan semangat yang tinggi,

• Semangat dalam jihad dan pengorbanan, usaha, kesabaran dan ketekunan,

• Cermat dalam melakukan persiapan, perencanaan, kerja yang baik,

• Merangkum semua hal di atas dengan landasan cinta dan ukhuwah yang tulus, kejujuran, amanah dan kesetiaan serta ikhlas dalam menjalin hubungan antara sesama anggota di semua tingkat.

Generasi terbaik

Sungguh para muhajirin masa awal telah mendapatkan ujiannya namun mereka berhasil dan sama sekali tidak pernah merasa lemah terhadap apa yang menimpa mereka di jalan Allah, bahkan tidak pernah ada diri mereka perasaan kalah dan tunduk, begitupun kaum anshar yang diuji dengan kesetiaan dan pembelaan terhadap kaum muhajirin; akhirnya mereka berhasil dengan gemilang seperti yang dicatat oleh Allah dalam kitab-Nya:

وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ أُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

“Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung”. (Al-A’raf:157).

Mereka menganggap kehidupan sebagai kehinaan ketika iman sudah menghujam dalam jiwa mereka, bahkan dunia adalah kecil ketika ingin menggapai kemuliaan pada misi hidup mereka.

Demikianlah gambaran yang nyata yang tampak di dalamnya akan inti berbagai fenomena yang istimewa dari kalangan para muhajirin ..mereka yang telah diusir dari rumah mereka dan dirampas harta mereka, mereka dipaksa untuk keluar dari mereka dengan kejahatan, penganiayaan dan penolakan yang dilakukan oleh kerabat dan keluarga mereka di Mekkah, tidak karena ada kesalahan yang mereka lakukan namun hanya karena mereka beriman kepada Allah .. Mereka meninggalkan rumah dan harta mereka untuk mencari karunia dan ridha Allah, tidak ada tempat untuk belindung kecuali kepada-Nya, dan tidak ada tempat bernaung kecuali naungan-Nya .. namun sekalipun mereka terus dikejar dan diburu, dan jumlah mereka sedikit, mereka tetap berusaha mendukung dan membela Allah dan Rasul-Nya saw

وَاذْكُرُوا إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الْأَرْضِ تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan ingatlah (hai Para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, Maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur”. (Al-Anfal:26)

Merekalah orang-orang yang mengucapkan keimanan dalam lisan mereka, dan mempraktekkannya dalam kerja mereka sementara mereka juga tetap setia kepada Allah karena telah memilih-Nya, dan setia kepada Rasul-Nya kerena telah mengikutinya , serta setia kepada kebenaran, seakan mereka seperti sosok yang menginjakkan kakinya diatas bumi dan disaksikan oleh umat manusia

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ هُمْ الصَّادِقُونَ

“Bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka Itulah orang-orang yang benar”. (Al-Hasyr: 8).

Sebagaimana orang-orang Anshar telah membuktikan kesetiaan dan keimanan mereka, dengan memberikan dan membagikan kepada orang-orang muhajirin harta yang mereka miliki sekalipun mereka hidup miskin dan membutuhkan kepadanya, namun hati mereka lapang siap menerima terhadap setiap orang datang kepadanya, dengan demikian membuktikan hakikat kesatuan dan persatuan yang sebenarna, dari ma’rifah kepada persahabatan, dan dari persahabatan kepada cinta, dan dari cinta kepada itsar, sehingga tidak mengherankan jika Al-Qur’an mencatat sikap yang mulia mereka dalam firman-Nya:

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 9).

Demikianlah gambaran yang penuh cahaya dan nyata yang tampak sebagai model yang sangat istimewa dari orang-orang Anshar, kumpulan ini memiliki karakter yang unik, bahkan merambah ke berbagai pelosok.. sekiranya hal tersebut nyata terjadi, mungkin banyak kalangan manusia sebagai contoh mulia seakan seperti khayalan, keimanan telah menjadi rumah, tempat naung dan negeri dalam jiwa mereka, memberikan ketenangan ruh mereka, mengharap pahala dan ketentraman padanya sebagaimana seseorang mendapatkan ketentraman ketika berada di rumahnya.

Demikianlah kaum muhajirin yang diuji akan kekuatan dan keteguhan iman mereka, orang-orang Anshar diuji dalam hal kecintaan yang sempurna dan mereka semua berhasil melewatinya. Semestinay masyarakat mendapatkan ketentraman dengan prinsip-prinsip yang luhur ini dan bahkan mendapatkan kemuliaan derajat dan kehormatan dalam nilai kehidupan setiap insan.

Bahwa Prinsip-prinsip yang dibawa oleh Nabi saw ini telah merasuk ke dalam jiwa para generasi yang setia terhadap apa yang telah mereka ikrarkan, dan jika kita ingin berhasil seperti yang mereka peroleh, maka kita harus mengkuti jejak langkah mereka, berjalan mengikuti jalan mereka, karena mereka telah menjual jiwa mereka kepada Allah, dan mengorbankan diri mereka di jalan Allah

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنْ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمْ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنْ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمْ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar”. (At-Taubah: 111)

Antara masa lalu dan masa kini

Lihatlah, bagaimana kerugian yang dialami dunia kita saat ini karena jauh dari mengambil pelajaran hijrah yang mulia seperti yang telah ditampilkan dan diajarkan oleh Rasulullah terutama dalam menanamkan rukun-rukun cinta, itsar dan pilar-pilar ukhuwah di antara anggota masyarakat?, Dan bagaimanakah agama yang mulia dan agung ini harus memiliki tekad yang kuat, kesabaran dan ketabahan?, Dan bagaimanakah negara Islam yang telah menjadikan hijrah sebagai inti kekuatan Negara yang besar diantara umat lainnya dan rujukan bagi negeri dan bangsa di dunia .. maka akan kita dapati bahwa kita sedang mengalami kerugian yang banyak karena telah kehilangan manhaj dari pembawa hidayah yang amin saw, jauh petunjuk dan sirahnya yang mulia. Apa yang dialami umat saat ini?!

* Demikianlah kondisi yang dialami oleh Negara Palestina dengan berbagai Agresi brutal dan pembantaian yang mengerikan dari entitas Zionis yang begitu benci kepada saudara dan keluarga kita di Gaza, dan diiringi dengan kehinaan dan kebancian sikap pemerintah dan penguasa Arab dan Negara-negara Islam untuk mendukung dan membela mereka, belum lagi tidak adanya usaha dan gerak mereka terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh zionis yang mengancam masjid Al-Aqsa yang sedang tertawan, lupa terhadap pelajaran hijrah yang berisi pelajaran besar dalam jihad dan pengorbanan, yang sekiranya kita mau mengamalkan dan mempraktekkannya maka kita akan dapat menggapai kemuliaan dan kebesaran di dunia serta ganjaran yang berlimpah di akhirat, namun penyakit “ al-wahn” telah melanda umat ini sehingga lupa atau pura-pura lupa akan sejarah dan perjalanan hidup nabinya yang penuh dengan kemuliaan.

Bahwa kondisi yang terjadi dan dialami oleh suadara kita tercinta di Gaza sangat membutuhkan pembela dan pendukung yang hakiki yang bertaqwa kepada Allah, mau membela mereka dengan memberikan pertolongan yang hakiki bukan sekedar wacana dan klaim palsu.

* Begitu pula terhadap saudara di Afghanistan .. di Irak .. di Somalia .. di Sudan .. di Yaman .. Dan banyak lagi negara Islam lainnya; Ini adalah suatu kelemahan dan kehinaan yang memilukan dihadapan musuh bebuyutan umat; sehingga menjadikan musibah di tengah umat semakin bertambah dan kuat, dan hal tersebut adalah merupakan istidraj bagi umat agar mau memfungsikan kekuasaan, kemampuan, dan energinya dalam melakukan peperangan internal; sehingga umatpun sibuk dengan dirinya sendiri dan terjadilah pertumpahkan darah oleh tangan mereka sendiri, lalu setelah itu mereka bekerja dengan visi yang sempit dan agenda rancu yang jauh dari memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi umat dan masa depannya.

Sekiranya para penguasa dan pemimpin mau mencontoh dan meneladani apa yang terjadi dalam hijrah seperti ukhuwah, persatuan, ikatan, keterpautan dan keinginan yang besar dalam menghadapi tantangan, bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam yang menakjubkan dan memposisikan diri pada tempat yang sesuai dengannya; niscaya mereka akan mampu menghindarkan umat dari berbagai peristiwa yang mengenaskan dan mampu menghadapi serangan yang beruntun atasnya.

Dalam pemilihan umum Amerika Serikat dan pemilihan Presiden Obama memberikan pelajaran yang nyata ketika mereka menggantungkan harapan kepadanya dan membawa pidatonya di Universitas Kairo lebih dari yang sewajarnya; namun harapan tersebut sirna karena perhatiannya terhadap hal-hal yang banyak terutama tekanan kepada musuh zionis atas umat Islam tidak menjadi kenyataan, dan kegagalan Bangsa Arab dan umat Islam dalam menuju satu kesatuan dan tekanan terhadap musuh pun kembali terjadi.

Beberapa bulan yang lalu telah menjadi saksi adanya semangat rasisme Barat terhadap semua yang berbau Islam dan jilbab, yang telah mencapai puncaknya adalah pembunuhan atas dasar agama; seperti yang terjadi terhadap peristiwa terbunuhnya seorang wanita farmasi Mesir karena berpegang teguh pada jilbab dan kepatuhannya terhadap ajaran-ajaran agamanya, peristiwa tersebut merupakan korban ketiga sebagai hasil dari referendum Swiss tentang pelarangan izin mendirikan menara-menara masjid di negara tersebut.

Hal ini semakin menegaskan akan tumbuhnya semangat permusuhan dan rasisme terhadap semua hal yang berbau Islam di Barat, unilah yang mengundang kita untuk menghadapinya dengan berpegang terguh pada Islam dan ajaran-ajarannya dan menyeru kepada mereka dengan dan nasihat yang baik, dan pentingnya memberikan gambaran yang sebenarnya kepada Barat tentang citra Islam dengan bentuk keteladanan yang baik, etika dan perilaku yang santun serta praktek-praktek normal lainnya.

Sebagaimana pernah kita saksikan akan peran Turki di wilayah tersebut dan efektivitasnya dalam menyelesaikan sejumlah isu, termasuk: Palestina, Irak dan Suriah, serta Armenia, dengan metode politik yang rasional dan mengadopsi isu-isu dan sikap bangsa Arab dan umat Islam. Muncul dengan jelas sikap Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan pada acara World Economic Forum di Davos setelah bertengkar dengan Presiden entitas Zionis karena serangan Zionis di Gaza.

Dan diantara peristiwa penting yang terjadi pada tahun lalu adalah terus terjadinya keruntuhan ekonomi akibat sistem keuangan berbasis ribawi, stabilitas yang mengalami kegagalan dan adanya pembantaian manusia sehingga menimbulkan banyak korban dan kerugian yang masih terus terjadi karena kegagalan yang konstan sehingga hal tersebut mengundang sebagian penulis Barat untuk mengadopsi prinsip-prinsip syariat Islam, seperti dalam sebuah artikel “Roland Xin” seorang editor surat kabar “Le Journal de Vinnis” dalam sesi pembukaan pada 25/9/2008 dengan Judul: “Apakah sudah waktunya untuk mengadopsi prinsip-prinsip hukum Islam di Wall Street?”; didalamnya dia berkata: “Jika para pemimpin kita ingin sungguh-sungguh membatasi spekulasi keuangan yang menyebabkan krisis, maka tidak ada yang lebih sederhana daripada itu kecuali menerapkan prinsip-prinsip Syariah Islam. “

Demikianlah para pemimpin pemikiran Barat yang menyerukan penerapan prinsip-prinsip Islam setelah kita meninggalkannya, kita telah menghinakan diri karena tidak pernah mau menerapkannya dan mendukungnya, dan lupa bahwa diantara inti dan utama dari perjalanan hijrah adalah Mendirikan negara Islam, memperkuat pilar-pilarnya, membangun perekonomian Islam, dan membangun pasar Islami guna menghadapi pasar Yahudi.

Sebagaimana pemerintah Mesir yang terus menerus- dan sayangnya – tetap menerapkan politik penahanan terhadap warga negaranya, meracik tuduhan palsu terhadap mereka, melemparkan mereka ke penjara-penjara tanpa mempertimbangkan hak-hak konstitusional yang paling mendasar dan hukum negara sekalipun, dan mengabaikan ketentuan-ketentuan peradilan yang berlaku; mengabaikan kebebasan, kehidupan, waktu, tenaga dan harta serta jiwa mereka dengan menolak segala bentuk dan cara untuk mengeluarkan dan memerdekakan mereka.

Bahkan permasalahan ini telah sampai pada pembongkaran fasilitas yang ada untuk melayani rakyat dan harta mereka, dengan mengabaikan kesucian harta tersebut, dengan beranggapan bahwa masyarakat tidak membutuhkan sarana vital dalam rumah sakit, sekolah, dan lain-lainnya, tanpa mempertimbangkan kehormatan seterunya dan tidak mau mengalah demi kemasalahan yang lebih tinggi daripada kepentingan partisan murahan.

Wahai umat Islam….

Jika kita ingin mengembalikan kemuliaan dan kewibawaan Islam serta kejayaannya seperti yang telah diraih pada masa sebelumnya maka sudah seharusnya kita menghiasi diri dengan pilar-pilar yang telah diterapkan oleh al-habib al-mustafa nabi Muahmmad saw, dan mengambil kesempatan pada Tahun Baru hijriah ini dengan lebih banyak bekerja keras dan sungguh-sungguh serta berjuang untuk membela Islam di semua level dan tingkatannya, meningkatkan perbuatan baik, taat dan ibadah kepada Allah SWT, bersegera kembali kepada Allah dan menghiasi diri dengan moral dan prilaku Nabi saw, serta menjadikannya sebagai lampu mercu suar yang dapat menerangi dan menyinari jalan hidup kita semua, sebagaimana kita harus menghijrahkan diri dari berbagai perbuatan dosa dan maksiat, dari ketidakadilan, kezhaliman dan kehinaan diri.

Kita sangat membutuhkan sistem moral Islam yang telah dipancangkan kaidah-kaidahnya oleh Islam yang hanif, dan berbagai peristiwa yang kita laluinya menunjukkan besarnya kebutuhan kita terhadap peradaban manusia terhadap sistem ini; untuk menyelamatkan mereka dari apa yang hadapi, dan membimbing mereka menuju jalan pembebasan dan keselamatan, yaitu jalan Allah yang lurus.

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Kalian adalah jantung kehidupan umat ini, kalian adalah hati kehidupan umat, sesuai dengan kesadaran dan kebangkitan kalian maka umat akan bangkit; maka dari itu milikilah perasaan akan besarnya amanah dan tanggung jawab yang dipikulkan pada pundak kalian, dan jadilah orang dicintai sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Tuhan kalian, dan jadikanlah hijrah dan apa yang ada didalamnya sebagai pelajaran dan nasihat, serta jadikanlah apa yang ada dihadapan kalian sebagai teladan, berusaha mengamalkan dan menerapkannya sebagaimana yang telah diterapakn oleh pemimpin dan teladan kita Nabi saw.

Dan ketahuilah bahwa diantara kewajiban utama kalian adalah membangkitkan umat dan berkontribusi pada kinerja yang efektif dalam menunaikan perannya melakukan perbaikan, menerapkan pilar-pilar perbaikan dan kewajiban-kewajiban dalam diri kalian sebelum berdakwah kepada selain kalian, hiasilah jiwa kalian dengan semangat inisiatif dan keberanian dalam berpikir dan bertindak, dan bergantunglah pada perencanaan yang baik dan kerja yang ihsan, pada pembaharuan dan pengemabangan pada program-program dan sarana kalian, dengan mendahulukan perbuatan daripada perkataan, tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan dan hambatan, serta banyak mengambil manfaat dan pelajaran dari berbagai pilar yang sudah disebutkan untuk kalian sebelum yang lainnya.

Berjalanlah wahai Ikhwan dengan membawa berkah Allah, bekerja untuk menegakkan kebenaran, yang harus diarahkan ke hati dan indra kalian serta perbuatan kalian dengan penuh kekuatan

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمْ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Ali Imran:139)

Allah Akbar dan segala puji hanya milik Allah

Baca Selengkapnya...

Friday, December 4, 2009

Pesan Untuk Para Tamu Allah


Risalah dari Muhammad Mahdi Akif,
Mursyid Am Ikhwanul Muslimin

________

Segala puji bagi Allah, salawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan seluruh sahabatnya.

Wahai saudara kami para hujjaj ke baitullah…

Wahai umat yang sedang khusyu beribadah dan kembali kepada Tuhan mereka…

Wahai mereka yang rela meninggalkan tanah air mereka…

Wahai mereka yang dengan tulus memisahkan diri dari berbagai hiruk pikuk dunia…

Wahai mereka yang sedang memenuhi panggilan Allah…

Wahai Mereka yang sedang menggerakkan jiwa dengan penuh kerinduan dan cinta dalam memenuhi panggilan Allah…

Wahai mereka yang bangkit untuk segera menyambut seruan Allah Pencipta dan Pemimpin mereka dengan mengumandangkan kalimat talbiyah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ

“Aku Penuhi panggilan-Mu Ya Allah Aku penuhi, Aku Penuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu Aku Penuhi”.

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.. selanjutnya;

Pada saat pelaksanaan konferensi yang paling komprehensif, agung dan mulia di muka bumi ini; kita teringat akan peristiwa pelaksanaan haji wada’ Nabi kita saw berdiri dihadapan umat yang dihadiri lebih dari 100 ribu umat yang telah disatukan oleh Islam dan setelah mereka dipisahkan oleh adanya fanatisme kesukuan; untuk memperingatkan umat akan tipu daya setan yang licik yang terus berupaya mengembalikan ke lingkaran fanatisme dan jahiliyah beliau bersabda:

أَلاَ لاَ تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ، أَلاَ إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ وَلَكِنَّهُ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَكُمْ

“Janganlah kalian kembali kufur setelah aku, sebagian kalian memukul leher (saling bunuh) sebagian lainnya, ketahuilah bahwa syetan telah putus asa untuk menjadikan orang yang rajin shalat pemujanya, nemun mereka berhasil menabur benih perselisihan di antara kalian”(Musnad Ahmad),

Maksudnya adalah menjadikan tipu daya kepada umat ini menabur benih diantara mereka dengan pertikaian, perselisihan, benci, perang, fitnah dan lain-lainnya.

Dan beliau saw meminta umat yang menghadiri konferensi saat itu untuk menginformasikan dan menyampaikan kepada seluruh umat risalah ini dengan mengatakan:

لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ؛ ‏رُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ

“Hendaknya yang hadir saat ini menyampaikan kepada yang tidak hadir; betapa banyak orang yang menyampaikan lebih banyak dari orang yang mendengat”. (Shahih Bukhari).

Tentunya umat ini masih merasakan kebahagiaan dengan taujih Nabi yang agung dan mulia ini, sehingga umat berkumpul pada muktamar yang agung setiap tahunnya, secara totalitas menunaikan ibadah dan ikhlas karena Allah, menolak perpecahan, tidak melakukan hal lain pada musim yang suci ini kecuali mengangkat bendera persatuan Islam, tidak menyeru kepada yang lain kecuali seruan pada persatuan yang integral. Saat kondisi yang lekat dengan nilai ruhi (spiritual) ini; mereka khusyu bermunajat, menghiasi diri dengan ketaatan, menghibur diri dengan keimanan ditengah kondisi yang memilukan, setiap Muslim merasakan bahwa dirinya berada di puncak kemuliaan jati diri manusia, mengalahkan kemuliaan malaikat karenanya; karena itulah dosa-dosa diampuni, segala usaha dijadikan kesyukuran, setiap langkah dilakukan yang dilakukan oleh para hujjaj ditulis oleh para malaikat pembawa rahmat sebagai kebaikan, dan dihapus dosa-dosanya, dalam suasana yang penuh kesadaran dan realita yang menakjubkan sehingga memberikan atsar (pengaruh) menjadikan orang yang berhaji baik jiwanya, suci hatinya, bersih kejahatan diri, serta ditambah dengan adanya konvergensi sosial untuk dapat saling mengenal dan memahami nilai-nilai Islami, pertemuan jiwa orang beriman untuk saling cinta dan berkasih sayang dan menumbuhkan spiritualitas di bawah naungan tanah suci, dan di area yang suci. Pada saat menjadi tamu Allah yang Maha Mulia, para hujjaj tidak melakukan apa-apa kecuali hal-hal yang mengarah pada ibadah; karena itu ungkapan mereka hanyalah takbir, lantunan mereka adalah tasbih, seruan mereka adalah talbiyah, doa mereka adalah tahlil, langkah mereka adalah ibadah, kumpul mereka adalah shalat, safar mereka adalah hijrah menuju Tuhan mereka, sebagaimana tujuan mereka adalah menggapai ampunan dari Allah dan ridha-Nya, sehingga tampak dari mereka bak sekumpulan yang orang yang begitu kokoh dan komprehensif serta menakjubkan seakan seperti sebuah kerangka kerja yang konsisten walaupun mereka berbeda ras, bahasa dan bangsa.

Demikianlah gambaran umat Islam yang satu yang ditampilkan dalam perjalanan ibadah haji sebagai konferensi umat Islam tingkat tinggi dan Mulia ini.

Selamat untuk kalian wahai para tamu Allah…

Kabar gembira untuk kalian wahai para penyambut panggilan Al-Khalil; Ibrahim AS, abul anbiya dan Nabi kita Muhammad saw… karena itu Kami menyeru kalian untuk melemparkan berbagai sebab perpecahan, menghindar dari berbagai perselisihan, menolak berbagai usaha, benih atau hasutan, dan meletakkan semua bendera yang mengarah pada propaganda dan syiar selain pada tauhid dan talbiyah, dan kkhusyu’ dalam dzikir dan ketaatan, dan mengisi seluruh waktu (sibuk) untuk menjawab panggilan dan berdoa; Saya mengingatkan kalian untuk menjadikannya sebagai wirid untuk umat ini;

semoga Allah menghentikan darah yang mengalir pada tubuh umat..!!

Semoga Allah menolak berbagai fitnah…!!!

Semoga Allah memberikan kepadanya jalan kebenaran…!!!

Semoga Allah melindunginya dari berbagai tipu daya musuh, kebodohan orang bodoh dan dungu…!!!

Semoga Allah membebaskan mereka dari tangan-tangan kotor dan tidak bertanggungjawab, memerdekakan rumah-rumahnya dari agresi para penjajah…!!!

Semoga Allah menyatukan hati-hati mereka dalam kebaikan dan menolak berbagai kejahatan diantara mereka serta menjadikan mereka berada dalam satu tangan (bersatu) untuk melawan musuh-musuhnya…!!!

Semoga Allah menerima ibadah haji kalian, mengampuni dosa kalian dan dosa-dosa yang kalian mohonkan ampunan untuknya, melindungi kalian dari berbagai bala dan bencana serta fitnah, serta mengembalikan negeri dan bangsa kalian menjadi bagian yang diterima, dikabulkan dan diampuni serta menggapai kebahagiaan.

Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah.

Salawat dan salam atas Nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Baca Selengkapnya...

Template by - Abu Syamil